PENGAKUAN ANAKKU
nte. Kata Ayah, dikulkas stok susu habis. Padah
g terasa berdenyut-denyut. Kusandarkan tubuh yang begi
da
eka mengkhianatik
embuat kepala semakin berdenyut-denyut. Kepa
Dila bicara begitu lugas, tak ada tekanan atau kebohon
. Ada
wajahku. Wajah ini terasa begitu
?" Dila menempelkan tel
badan." ucapku dengan tubuh menggigil
namun, hati seakan tidak sanggup. Aku begitu
s berpikir dengan jernih. Ucapan Dila tidak bisa aku telan dengan mentah, jika memang
payah, kedua tanganku tera
lurus, agar Dila berfokus melihat
anak perempuan pem
Tante sedang pijit-pi
ng, wajah polosnya
. aku bica
u
anjang. Bagaimana mungkin Di
rlah, L
rapa, sayang?" tanyaku sambil memasang s
telunjuknya dibibir, matanya
erapa
hu, Mah."
ar, menggigit bibir me
. Bik Narti, kenapa
ante minta pijit sama Ayah,"
Mah. Sholat. Terus nyi
tanyaku. Dila men
masih terlalu kecil. Sulit
pintu kamar terbuka pelan. Hella masuk ke dalam kamar deng
ntah mengapa aku
mengikut hawa nafsu. Ingin sekali aku
hku. Wajahku menegang, aku ingin memaksakan seny
erjalan dengan langkah berat,
nya. Hamdan memegangi tangan Hella, perlahan bangun da
, mencium dengan gem
k Bunda." uc
apapun melihat kebahagiaan mereka. Wajahku
sudah cantik. Ayok kita jalan-jalan," tang
luar rumah, kebetulan ditengah-tengah gang ada lapangan besar. Ibu-Ibu penghun
ing Hella mengkerut,
ampangnya, pengakuan Dila tentu saja me
u dibeli." ucapku. Hella menyunggingka
lla tersenyum kearah anakku. Aku hanya mema
nar-benar ular berkepala dua. Awas saja jika aku men
r Ib
uat, gigiku bergelu
a, Mah?" Dila m
eli ice cream." ucapku
*O
makai lipstik walau hanya didalam rumah. Berbeda dari yang aku
na sih?" ucapku saat melihat Bik
m lalu kembali dud
l air mineral dari dalam. Aku duduk tepat didepan Bik Narti, Bi
lah meneguk air dingin itu,
jawab Bik Narti, lalu m
kit, menaruh piring bek
anyakan." ucapku begitu melihatn
tegang, cenderung takut
ya ada y
nganggapnya keluarga sendiri, pun dengan Bik Narti selama ini dia terlihat santai da
an suara tenang. Bik Narti yang semula menunduk
yaku dengan wajah datar. Bik Narti nampak terk
ya Bik Narti sambil m
sedakap dada. Bik Narti
k cerita, Bibik ad
kaget, menggele
al
Neng." ucapnya dengan suara pelan,
njang, menyenderkan t
aku datar. Sejujurnya ak
dua bulan tidak bisa jalan, dia butuh obat dan berobat. Anak-anak pun masih kecil, jika Bibik tidak kerj
an Mas Rudi yang menyarankan
an membongkar rahasianya. Tapi sek
k bagian dari keluarga. Bibik tega menutupi semuanya
kepala, air mata menga
semua bukan sepenuh
ikan ini semua." ucapnya sambil sesegukan. Tak ada sedikit pun rasa
semakin menangis tersedu-sedu. Aku tahu
fkan Bibik." ucapku setel
kan sesuatu untuk menebus kesa
gar Neng Rissa kembali percaya sama B
ma yang harus Bibik
mengangguk tegas saat a
*O