Talak tiga suami idaman ku
erta mentari yang bersinar malu-malu menunjukan kehangata
itulah yang dirasakan Alika, Alika datang ke kota kembang hanya sekedar menikmati suasana
sepedanya dengan santai, menikmati tidak harus segera sampai bukan?. Alika tau ada sedikit kenangan yang indah dik
an prestasi yang sangat luar biasa bahkan mendapatkan gelar pemain terbaik plus termuda di dunia Badminton indonesia. Sudah berta
a selagi bertemu langsung bergembira mesra. Bertemunya dua orang teman lama perempuan apalagi yang akan dilakukan selain mencurahkan setiap kenangan, dan mencurahkan rasa dalam bentuk kata?. Sekarang Alika dan Manda sedang duduk di kursi yang tersedia di alun alun, sambil menikmati suasana kota kembang, Alika dengan seksama
emastikan bahwa lelaki cinta pertam
kan kembali dirinya bersama cinta pertamanya, Alika sangat gugup melebihi kegugupan saat sidang skripsi bersama dosen. Wajah yang sempurn
ambutnya, rasanya ingin Alika memeluknya tapi apa daya greget nya hanya sebatas harapan, yang entah akan terkabulkan apa justru akan tetap menjadi angan. Dua sejoli itu terus berjalan tanpa arah menelusuri jalanan, dengan beberapa kali tawa kecil menyelimuti perjalanan mereka, bahk
anda, dia ulang tahun dua hari lagi, tolong kasih ke dia ya, oh ya kenalin Manda itu
Tanya Alika sambil menerima kotak yang di
si kan gue sama manda?". Jawab Raga dengan antusi
n nya lagi dia menjawab sambil melangkah kan kaki nya pergi ta
Manda belum tau perasaan Raga padanya, tapi mengetahui bahwa orang yang kita cintai mencintai orang lain pasti rasanya sakit
ndara bahkan sempat menegurnya. Alika hari ini memutuskan pergi ke Jakarta, melanjutkan perkerjaan nya m
menempelkan telpon genggam n
hari ini jadi k
"maaf Manda, hari ini ada keadaaan darurat di rumah sa
it? gila baru aja sekali kete
n kapan lagi yaaa, oh ya ada titipan dari
i Ra
uga tau, udah ya gue lagi
kar
sore hari adalah suasana terburuk, jalanan macet polusi pun tak bisa dihindarkan, Alika menutup kaca
t tersampaikan ia bahkan sudah patah ditengah jalan, dulu aku hanya retak tapi sekarang aku sudah patah". Lirih Alika berbicara sendiri
ubah arah rentangan tangan nya ke kanan dan kiri untuk melepas lelah setelah seharian di perjalanan, sebenarnya dari Bandung ke Jakart
jar seorang perempuan paruh baya itu sambil
Jawab Alika sambil tersenyum dengan ma
Perempuan paruh baya itu berbicara sambil bergegas pergi men
usul wanita tua bernama Asih itu. "Sini kopernya biar Alika aja yang bawa, ini berat bi, bibi beli makanan
shalat isya dulu ya non". Uc
gan hampa, lagi lagi sepi tak seperti dulu saat kedua orang tua nya ada. Sekarang hanya ada beberapa p
a nya semenjak ibu dan ayahnya meninggal, bi Asih juga sudah Alika an
Tanya Alika memecah keheningan dim
n" Jawab bi Asih sambil menam
l sesuap nasi lalu memakan nya ke
hat ekpresi Alika menjadi murung
harus kita lakuin bi?, Alika lagi patah hati hehe"
ih bisa menikung!" Jawab bi Asih dengan semangat "Bi Asih aja dapetin mang
puas saat mendengar ucapan bi Asih yang masih bisa semangat
ya berhasil mah gas keun" Ucap bi As
sedikit perih, Alika melangkah kan kakinya menuju kamar milik nya, menarik selimut, ber