Cinta yang Hilang
sahabatku Ria. Aku bersahabat dengannya sudah cukup lama. Sejak aku merantau di Kota Batam
elah aku cerai dengan mantan suamiku aku memutuskan merantau ke Bat
ang mempunyai dua orang putra. Pernikahanku dengan Anang harus berakhir kare
an ideal. Berkaca mata serta mempunyai bibir yang tipis tapi manis. Banyak orang yang beranggapan aku ini judes tapi itu tidak benar. Hanya saja aku akan mengomel
menyusul tapi pernikahanku lebih dahulu kandas di tengah jalan karena sebua
lalu ada bersamaku mendengarkan celoteh-celotehku yang nggak sedikit menyita waktunya. Dia perempuan sabar kedua yang aku jumpai s
rja setelah libur lebaran. Ada kompensasi waktu kerja dari big boz. Jadi aku putu
bih Ria yang baru lima bulan ini juga melahirkan bayi kembar. Nggak kebayang repotnya aktifitas ibu tiga ana
waktunya untuk pulang. Aku mengambil handphone di saku celana
e sana ya? Kangen juga nih, sudah lama
yang sibuk melipat tumpukan pa
lagi?" Sahutku dengan sedikit gon
a begitu kali saja sudah dapat gandengan baru." Tambah
udah ada nanti aku kenali deh. Santai bu...sant
ku doakan semoga lekas dapat gandengan sepadan
lagi kalau aku sudaj sampai di rumahmu. Bye..
es aku menuju ke pintu lif hendak turun ke lantai dasar. Aku biasa bekerja di lantai lima
tai. Mumpung pulang cepat nih." Melempar
Hana ini." Jawab Bunga recepsionis paling cantik di hot
an lah ya?" Aku berla
lan ya, Mbak." Kata Bunga
. Aku mau membeli oleh-oleh buat keponakan-keponakan aku yang lucu. Setelah selesai memili
ahku ke driver dan meletakan
driver dengan men
i terlantun di dalam taksi. Tanpa
bak." Ucap driver
a, Pak." Jawabku den
a Mbak?" Tambah driver yang
kepengen saja." Mengambil le
Pak." Tambahku dan
akan Minang Baru itu ya?" Me
menyodorkan 2 lembar uang s
ya lalu berkata "Kemba
aja". Aku turun dan
ezekinya ya." Doa driver se
river dan berjalan menuju rumah Ria yang masuk
ore terlihat begitu biru bercampur sedikit awan putih yang menambah keindahan semesta. Setelah
." Salamku memanggil Ria yang e
ntar." Samar-samar suara ri
melahirkan anak kedua dan ketiganya. Tapi kecetarannya tidak berubah. Kami sama-sam
nget tau." Teriak Ri
at Ria dari atas ke bawah. Lalu berkata " K
ilahkan aku masuk dan mengangkat anakny
u di sofa ruang tamu. Aku menghampiri keponakan kembarku yang lucu di ruang tengah.
i kakak yang merespon dengan melihatku. Sementara si adik sibuk d
angkat si kakak. Dia tersenyum bahagia. Si adik pu
Si adik tak mau kalah
ya sayang. Gantian ya." Meletakkan
bersama keduanya. Sementara si Abang asik menikmati potonga
Baru berapa bulan nggak jumpa sudah lupa. Gima
e sini kan waktu aqiqah mereka. Wajar lah kalau lupa. Hehe." M
las teh di meja bulat beralas taplak
" Aku lanjut berm
ut bermain. Di rumah Ria hanya ada kami berliama