CEO Bucin
ku harus dibebat seperti
an-pelan dia memasukkan kedua tangan hingga dia berhasil memakainya, tetapi dia sedikit kesulitan saat mencoba me
Tok
gi, sih?!
Tok
a menahan emosinya lagi pun akhirny
ap Antonio den
aget bukan main. "Apa kamu har
an!" balas Antonio mas
dulu," ucap Manda
kkan, sementara aku sedang kesusahan
dia lagi kurang u
ke pant
arik Manda masuk ke dalam kamarnya. "Kamu nggak b
as apa maksud kam
ar Antonio sambil menunjukkan tangannya yang terbebat. "Ini k
ng melukai tanganmu," balas Manda. "Lagian, aneh .
adijaya!" s
ya," balas Manda
i melawanku, yah. Cepa
mengancingkan kemeja Antonio. Membuat posisi
kan, parfummu sangat menyengat dan ... apa itu yang kamu pak
umnya? Kenapa juga hari ini dia memakai lipstik? Apa jang
-buang waktu dan tenaga meladeni Antonio. "Sudah selesai. Tugas
ntonio, tetap dengan gaya din
idak usah. Aku bis
nggak mau nanti mama tahu kalau aku menelantarkanmu dan tidak bertanggung
yang kamu lakukan bukan
untuk mama," lirih Manda pelan dan berjalan keluar kam
enatap punggung sang istri yan
a Antonio saat ber
tanpa menatap wajah sang s
u dengan benar,"
alankan mobil, tetapi tidak seperti biasanya. Kali ini Antonio
memegang kemudi. Sesekali dia mencuri pandang memandang Manda di se
ah kecepatan laju mobil. Bahkan, rasa sakit di tangannya tidak dirasaka
n laju mobilnya?" tanya Manda, s
awa mobil seperti ini," balas Antonio,
Refleks Manda pun memeluk tubu
tetapi dia bisa merasakan tubuh Manda bergeta
ecepatan mobilnya," ucap Antonio su
fkan aku," balas
pun tidak bisa membohongi diri, tangannya masih gemetaran. Antoni
etakutan sepertin
mobil Antonio masuk ke halaman panti asuhan. Saat itu juga mobil Dean sudah lebih dulu berada di
h," ucap Manda
a tertuju pada sosok Dean yang tidak kalah tamp
tapi karena tangannya masih berge
kutan sepertinya. As
langsung membantu Manda
turun dulu, y
masih lemas dan membuat dia tidak bisa menahan bobot tubuhnya sendiri. Manda hampir terjatu
iliki perasaan terhadap Manda, tetapi emosi Antonio mendadak terpancing kembal
pa?" tanya Dean p
u .
da sudah berganti berada dalam pelukannya. "Mohon maaf. Tapi tidak dibenarkan memeluk kepunyaan orang
tonio ... itu ... itu Kak Dean. Kak Dean, ini An
ih saling memandang deng
ucap Dean tanpa
tegas dan penuh penekanan. "Kalau kamu tidak sehat
gak apa-apa
ebaiknya aku tidak usah ke kantor? Laki-laki yang ber
ing ponsel Ant
ntonio memperhat
Kembalilah ke kantor. Kak Ramon pasti membutuhkanmu. Aku baik-ba
rah Manda. "Jangan mimpi! Aku hanya tidak ingin
ngin sambil berjalan menuju mobil