Billionaire And The Secret Girl
yang ia lewatkan dari seseorang yang belum juga jera sekalipun ia sudah mengabaikan panggilan tersebut. Tidak lagi tahan mendengar suar
seseorang yang langsung terke
eperti ini kan?" Atalla Alexander, adik perempuan Adrian kembali menertawaka
lu mengajakku berdebat lebih dulu, karena aku pasti akan memberikan apapun yang kau minta." Adrian meletakkan ponselnya di atas nakas s
pendamping seperti ini? Lihat temanmu si Edwin itu, sekarang dia sudah punya kekasih yang cantik dan seksi, kalau tidak salah namanya Shandy. Beruntung sekali dia bisa mendapatkan Bidadari seperti itu. Sekarang hanya kau yang masih hidup menjomblo tanpa kekasih. Kasihan s
ntuk membahas hal yang sama. Kekasih? Kakak Ipar? Apa adiknya itu pikir mendapatkan kekasih semudah smembeli F
a sehingga mengira aku akan segera memakai tongkat seperti Grandpa Samuel? Perlu aku ingatkan kembali, para gadis di luar sana bahkan sangat memuja dan berlomba-lomba untuk menjadi kekasihku kal
drian ingin menyambut paginya dengan senyuman dan hati yang gembira. Namun, semua itu lenyap dalam sekejap hanya karena ucapan Atalla yang tidak pernah disaring lebih dulu. Adiknya yang bermulut pedas itu seper
u sudah tidak sabar ingin dibuatkan keponakan yang imut dan menggemaskan. Kau seharusnya tau itu, Adrian." Langkah Adrian yang baru saja hendak memijak anak tangga pertama berhenti seketika. Kata-kata Atalla hampir saja membuatnya mati mengenaskan kalau saja ia tidak bisa menahan emosinya yang semakin tersulut. Tadi kakak ipar, sekarang keponakan
rlahan, Adrian sebisa mungkin untuk bersabar
mulai rusak karena kebanyakan bergaul dengan orang-orang di sana. Sudahlah, berhenti menggangguku dan cepat pulang ke rumah ini." Hardik Adrian, lalu kembali
juga mau menikah. Aku akan katakan pada mereka kalau kau itu laki-laki tidak normal yang sama sekali tidak tertari
acking sebelum aku memesan tiket pesawat untukmu." Adrian melewati seluruh anak tangga, kemudian berjalan menuju ruang makan diman
. Aku takut sendirian dikeramaian. Memangnya kau tidak khawatir kalau a
engar rengekan dan celotehan Atalla yang tidak pernah ada habisnya. Semakin l
yadari kedatangan Adrian mengernyit bingung melihat ekspresi putranya yang tampak cemberut. Wanita paruh baya yang mas
udah berani membuat putra Daddy murung seperti ini." Barra yang duduk di kursi seberang Adrian dan Marcela ikut meni
anya begitu penyayang dan perhatian. Perhatian mereka sama sekali tidak berubah sekalipun ia sudah dewasa dan