Beautiful Nerd
diantar oleh Ray. Seharian bersama Ray dan ia
k gelang ini juga." Alena memperlihatkan gelan
gelangnya." Kata
ya. Akan kusimpan dengan baik.
. Aku per
hm
A
n kaus hitam bertuliskan 'Earth'. Wajahnya terlihat masam
Apa yang k
anyakan hal itu." Ucap Keane, ketus. "Keene menghub
selnya mati. "Oh, maaf Keane, ponselku mati. Aku
anya Ray menatap
sikap Keane barusan, semua orang pasti akan mengira jika Keane adalah kek
apa? Cepat masuk ke da
an seperti itu... Ray,
. Masuklah, ak
lena masuk. Matanya menatap kakaknya denga
ang selalu seperti itu pada orang yang asing. "Kau meny
ng marah. Keene yang melihatnya dari ruang tamu hanya bisa
annya lagi, Kea
mudah dia
lihat tingkah mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Sed
*
temannya mengenai apa yang terjadi kemarin. Saat Ray tiba-tiba
bisa diam ketika Mika dan yang lainnya memb
a lagi. Entah sudah berapa kal
kinya memutuskan jawabannya sendiri. "Jadi, k
ukan begi
bert
bawa tas yang ada di bahunya. Menjatuhkan tasnya tep
perkatan yang sebelumnya. Tangannya menepuk pundak Alen
tak hanya dirinya yang terkejut. Semua orang yan
arusan itu adalah hal
hanya beberapa, tapi tidak dari kelas ini." Miku berujar. Bertanya-tanya kenapa Ray bisa ber
al yang salah? Lagipula, Alena gadis yang baik. A
rcengang kaget. Ray menyukai Al
n Alena? kurasa, tidak. Ini masalah pribadi, dan aku tidak suka mengumbarnya pada orang lain.
satu kesempatan yang berharga baginya untuk memiliki teman. Seorang tema
an lain lagi?" Ta
yang makan bersamanya. Tapi, untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ia bersekolah. Ray menjadi sat
sedang merencanakan sesuatu yang jahat? Jika, iya maaf, hidupku s
tanpa mempedulikan tatapan tajam dari Alena, dan be
ah Alena. "Katakan padaku apa
anku dengan tenang tanpa adanya tatapan menyelidik dari teman
ukan t
kau tidak terlalu membutuhkan seorang teman? Aku ingin
ba-tiba mengajakku pergi, lalu mengatakan pada semua orang bahwa kita ini teman. Sedangkan kau sendiri adalah orang yang tidak perna
ak gatal. "Makan makanamu." Guma
ay
pa
pa kau bertingkah s
n. "Sudah kukatakan dengan sangat jelas, kan? Aku menyukaim
*
ay di kantin, saat laki-laki itu mengatakan de
as minuman dan memberikannya satu untuk Lea
rikan Tamara. "Bukan apa-apa." G
idak begitu,"
elasnya. "Hey, Tara... Menurutmu, mustahil tid
lah, itu hal w
ara. "Tapi, jika gadis itu termasuk dalam kateg
benar kan?" Tuntut Tamara. Leanne mengelak
iam tak
ki-laki tampan yang sedang