Beautiful Nerd
enteng satu kantung plastik warna putih. Ia berjalan melewati jalanan
nya, Ray melihat seorang wanita, umur sekitar 30 sedang diganggu oleh be
ntuk kalian ganggu!" seru
bahwa Ray bersama wanita yang diganggunya, laki-laki itu lantas menyuruh para teman-tema
ang ideal. Wajahnya yang cantik menandakan bahwa wanita tersebut me
natap beberapa anak nakal yang tadi menganggunya. Lalu berpaling pada Ray. Bibirnya
gung dengan perkataan wanita ters
g tampan. Tubuh tinggi tegap d
am, tidak
Namaku Susan Kaye." Ray membalas uluran tangannya. Ia segera mengambil kartu nama di dalam dompetnya. "Ini k
usan. Menatapnya sejenak, lalu kembali me
giku di nomor itu." Susan tersenyum lembut. "Ah. Terima
an pergi. Menatap kartu nama yang ada d
da di atas meja. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja berulang-ulang hingga membentuk sebu
angka yang ada di kartu nama tersebut. Bu
siapa ini?" Suara wanita ter
bicara dengan Susan Kaye. Aku Ray Dixon,
ginya. "Jadi, apa kau tertarik untuk menjadi model di majalahku? Aku bisa m
harus aku lakukan?"
baru yang akan terbit nanti. Bagaimana? Apa kau setuju?" Susan terdiam sejena
n berpose dengan model cantik Leanne yang tidak disukainya. "
*
da waktu luang di sekolah. Berbeda dengan teman-teman lain yang justru sibuk mengobrol, bercanda, dan membicarakan banyak hal. Gadis itu unik, tapi banyak orang yang m
ay
mendapati Jill -teman dekatnya- sedang tersenyum
tanya seperti itu. Kenapa kau terus saja menatap gadis kutu buku itu?" Mata
y membuang tangan Jill di
Tawanya lebar saat mengikuti langkah ka
tidak ingin dig
gga tubuh laki-laki itu terhuyung ke depan. "Mengaku
kan tangan Jill dari bahunya dan
inya, seleramu terhadap wanita itu harus dirubah," katany
awan Jill dalam berdebat. "Terserah kau
kirkan gadis itu, sampai-sampai kau
awariku sebagai model." Ray menatap Jill
o, menatap Ray tak percaya.
alah lebih pelan, Jill. Aku tidak mau a
menerimanya. Itu kesempatan yang bagus untuk lebih mendongkrak popularit
yang
bertemu dengan model cantik Leanne. Malaikat yang sedang digandrungi para laki-laki." Kepala Jill teran
alkan Jill. Laki-laki berambut pirang itu me
*
keliling. Tiba-tiba seseorang berteriak menyerukan sesuatu. Dan
, tangannya terangkat ke udara, melindunginya dari
gambil bola. Melemparkannya ke lapangan. Salah s
Ray memerah, Alena langsung melangkah maju. Hampir saja
gan khawatir." Ray menyembun
fkan
ni tidak apa-apa,
pi.
keras k
berikan satu untuknya. Gadis itu duduk di sampingnya, memberi jarak. Pasrah
an memberikannya pada Alena, mengam
ih," ujar A
hatikan Alena yang diam seribu bah
na menoleh
bersama s
aku
ita berbicara setelah 3 tahun ber
m samar dan me
at. Ia menaruh kaleng soda di samping tempat dudukny
gatakan hal
erasa kau terlalu pendiam.
ya. Bulu mata Ray tebal dan hitam. Ia tertegun saat sebe
itu?" tanya Ray, "apa ya
u. "Aku tidak tahu. Hanya merasa kau te
u sampai membungkuk untuk menahan tawanya yang kel
lihat tawa Ray. Tampan, terl
lena, "kau sendir
"Cukup untuk hari ini. Aku harus pe
nunggui Ray yang tengah memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. Mata
apa yang dilakukan temannya itu kemaren. Ia berjalan melewati Jill, lak
a bukan tipek
na tipe gadis
mm ... Cantik dan seksi." Bibirnya membentu
n ucapan Jill, dan
menjadi model kemarin? Kau bena
mm
tan yang ada di depan matamu," gerutu Jill kesal. Jika ada pemukul baseball, mungkin
et, seperti itulah. "Akan kupe
punggung Ray pelan. Lalu merangkul pundak Ray, gembira. "Dengar, setel
kalau kau menutup
*
ponsel ke telinga, suara nada tersambung berbunyi. Tak selang be
g. "Well, apa kau berubah pikiran
ku bersedia melak
u punya wajah yang tampan untuk menjadi model, aku tidak pe
aku mulai m
, pihak kami akan menghubungimu untuk memberikan jadwal pemotretan yang akan kau laku
Ray, memikirkan wajah Jill yang muncul di p
pun itu asalkan