Beautiful Nerd
kesehatan dan menemukan Ray tengah berbaring nyaman di atas temp
at melihat majalah di ta
Kulihat, hampir semua gadis sedang membicarakanmu. Ray yan
Aku
rti itu. Bahkan, aku yakin beberapa jam lagi akan ada Fans C
entuh kepalanya yang terasa ingin pecah. Fans Club
terlihat ti
matanya, bosan.
enapa kau menerima tawarannya?! Sudahlah, jangan sok jual mahal. Ter
rpikiran sempi
arena bukan aku yang mendapatkan kesempatan itu..." Jill tersenyum lebar. Memperlihatkan gigi putihnya yang berderet rapi. "
m mim
ya padamu secara baik-baik... Kenapa kau begitu tidak menyukai Leanne? Kau kan tidak mengenalnya, dan kau juga
inya saja," Ujarnya
seseorang hanya karena kau tidak menyukainya?" Bentak Jill. Kejengk
p Ray ketus. Kakinya menendang-nendang tubuh Jill hingga membuat laki
*
s itu sibuk mengambil sesuatu dari l
tidak
sebentar." Ray menarik tan
ikan oleh banyak orang sepanjang Ray me
a?" Tanya Al
untuk tempat mengobrol." Kata
di pinggiran pagar. Tak ada satu dari kedua orang itu yang bernia
Tanya Ray. Laki-laki itu menoleh
sud
ana men
asa kau bisa meneruskannya..." Bodoh jika mengatakan untuk men
apa yang dikatakan Alena. Gadis itu mengangguk sebagai jaw
pa kau mel
ya rasa pen
asa khawatir jika Ray tahu identitasnya sebagai
angkan dengan Leanne. Dan rasanya biasa saja. Hanya untuk memb
al
cuek. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celan
Ray. Ia seperti orang bodoh yang mendengarkan keluhan temannya sen
a diam
tahu, dia terlihat sangat cantik di majalah. Aku juga mendengar dari te
t merepotkan. A
arah pada Ray karena sudah mengatakan sesuatu yang menyakitinya. Laki-laki itu terus mengatakan benci dan benci ter
menyukai fotoku ya
n keren." Akunya. Ray membalas dengan senyuman kecil. "Kau menggodaku
u mengatakan aku tampan dan keren." Uca
lena. Tangannya memukul-mukul leng
*
g-masing. Tak ada yang tak melihat adegan itu terjadi. Ketika semua gadis memberikan hadiah untuk Ray,
engambil semua hadiah yang disodorkan oleh para teman-teman sat
mereka berikan dengan nada sinis. Tapi, itu justru menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Sikap dingin, cuek, da
dis memohon dengan suara pelan. Meny
di sana merinding termasuk orang-orang yang melihatnya. "Permisi," I
ar-benar
ren
eson
reka. Tapi, bukan fans namanya kalau tidak tahu cara agar hadiah-hadiah mereka sampai di tangan Ray. Semua fans akan melakuk