Beautiful Nerd
i-laki itu begitu berbeda. Sangat jauh dari sifat Ray yang terkesan dingin dan cu
alah dirinya. Tapi, jika dilihat dari sikap Ray semalam, sepertinya laki-laki itu tidak menyadarinya. Biarkan semua ini
egera berlari keluar dari bus saat sampai di depan pintu gerbang sekolahan. Sudah ditutup. Gawat, bagaimana Alena bisa pergi ke sekolah
nghela napas panjang. Haruskah ia bolo
Entah sejak kapan, Ray sudah berdiri di depannya, kedua tangan be
bihan saat melihat Ray. Ia terlalu syok dan masih memi
rti yang kau alami seka
terlambat masuk sekolah."
langsung terdiam malu. "Murid teladan sepe
mungkin ia mengatakan bahwa semalaman ia
senyum
tersenyum s
ilah alasan ya
a Alena. Ini jadi seperti perang pertanya
n film porno sampai l
asar m
tidak mesum?" Ujarnya tersenyum menyeringai. Ia
i, kalau Ray sama dengan anak laki-laki pada
tidak menyukai Leanne, tapi mala
dan kemarilah." Ray berseru. Laki-laki itu sudah
iri Ray tanpa bertanya.
an peranku sebagai mu
Alena melongo tak percaya. "Tidak mungkin! J
erserah kau saja, tapi aku
Ray saat laki-laki itu hendak memanjat dind
. Ia lantas menarik lengan Alena aga
pa
ingin menolak lagi. Tapi, melihat wajah serius
setinggi orang dewasa, lalu satu kaki menginjak tanga
egitu tinggi. Ray kemudian menyusul. Berayun tanpa kesulitan dan berhasil memanja
Perintah Ray. Kedua tan
rlalu tinggi." Alena ghanya setinggi oran
aku
alkan kau di sini." An
a ia jatuh dan luka, atau lebih parahnya patah tulang -Meski
ersiap untuk melompat. Gadis itu berhasil melakukannya, melomp
alu. Ia mundur untuk membu
pergelangan tangan Alena. Menariknya pergi
embawanya kembali ke kelas. Meminta maaf pada guru, dan memikirkan alasan yang tep
buhnya di tempat tidur. Alena berdiri mematu
ping tempat tidur Ray. "Kenapa men
tama berakhir. Kita bisa berpura-
ugas kes
u seksama. "Hey, kau mengepang rambutmu,
Apa aku terlihat aneh?" Alena me
. Menikmati kenyamanan tidur di ruang kesehatan. Ia sesekali melakukannya seti
yang aneh." Kata Alena ketus. Ia tak menyangka jika Ray juga berpen
gan tangan. Matanya menatap Alena yang berwajah m
pa
ng selalu terlihat aneh. Bukan dari penampilanmu." Tegas Ray dikalimat terakhirnya. "Lagipula aku tidak tertarik dengan kehidupan orang lain. Tidak
m tipis. "Menu
terlalu percaya diri." Komentarnya kemudian. A
*
alan lancar?" Tanya Jill, sembari m
di meja paling ujung
may
in kau mengajakku. Bukannya mela
akan malas menungguku. Lagipula, aku tidak mau kau b
ihat secara langsung? Apa dia lebih cantik
bayangkan wajah Leanne k
gan pendapat Ray mengenai Leanne. "Kau itu terlalu percaya diri dengan wajahmu, sampai-sampai ka
entilah memuji-mujinya seperti itu.
Jill kesal. Beberapa orang yang ad
ati, ya?"
i yang memulainya. Aku tidak akan sepert
kali kau melakukan
karir yang baru kau rintis hanya untuk membunuh orang seperti diriku kan
bar. Aku juga belum sempat melihat
il fotonya padamu? Woah
beranjak da
eriak Jill pada Ray yang pergi me