Milik Tuan Haden; Antara Dendam dan Cinta
BELUM P
lantas mendudukan diri di sofa seberang dimana Alex menumpukan penuh tubuhnya. Laki laki dengan tampilan urakkan itu masih tenang m
k." Alex menunjuk pada minuman beralkohol di atas meja. Any
an berbasa-basi. Walau Anya berjiwa bebas, cerutu dengan ar
h penuh pada sofa seperti sedia kala. Tidak ada yang benar
erpendammu?" Alex memulai p
udara. Sebab kata dendam sudah mewakili segalanya. Ia hanya memiliki satu
itu pengaruh terbesar atas dendam yang kini Anya tanam. Kecelakaan yang dulu terjadi dengan kecelakaan yang disiarkan oleh reporter tak sesuai dengan kenyataan yang s
York beberapa tahun ini. Mereka adalah dalang dibal
enyesap minuman beralkohol di atas meja. Topik pembicaraan yang tak akan berujung sampai kapanpun ini sela
ibadi. Ia selalu ingin membalas derita yang dirasakan keluarganya. Perlah
ekarang hanya tersisa pewaris utama Maxton, dan ini hal yang cukup sulit baginya. Setelah melewati berbagai tragedi tak masuk akal, Keluarga Maxton pasti memper
jauh lebih baik usai meminum wiski di Klub Malam kini kembali memburuk. Anya kembali larut dalam
m dengan fokus atensi yang tetap tertuju pada sang kakak tiri. Tak bers
botol telah dicampur dengan obat tidur. Terbukti sebab sekara
rcayaimu," lirih Anya. Ia sempat menatap Alex sekilas sebelum m
g telah terkapar di atas sofa. Ini kesempatan besar, dan laki laki itu berniat menjual Anya dalam pelelangan wanita pe
*
li mengedarkan pandang. Ia berada di bangku pelanggan VIP bersama James. Ralat, laki-laki yang menjadi tangan kanan Haden
jalan kala mendapati seorang wanita berpakaian hita
erasa terganggu, atensi laki-laki itu ikut menoleh ke arah kerumunan. Teriakan kecil juga terden
wanita yang digendongnya paksa. Kedua mata wanita itu terpejam, sepertinya sedang tidak sadar. Pun jika berada dalam
bertanya. Rasa penasara
n dahi sejenak sembari menajamkan pandangan. Setelah
tu wanita yang akan dijual," jawab James dengan kemungkinan yang ia jadikan tu
ditimbulkan juga sangat besar. Orang yang berada di dalamnya juga
James hanya memberitahukannya secara singkat, Haden tak
erubahan. James langsung mendelik sembari menatap sang tuan dengan waja
nya karena Haden adalah tamu VIP di klub malam ini. Walau ia jarang mampir, ia s
dak berniat un
nan. James mendelik untuk kedua kalinya. Haden beranjak dari posisi terdudu
yakin ingin ikut serta?" James selalu r
karang?" Ia balik bertanya dengan nada kesal. James langsung bungkam
rtama kalinya. Yang jelas, ini adalah hal tak terduga yang masih membuat James tak sena
nita yang digendong paksa tadi. Juga ..., sedikit merasa familiar deng