Mertua Awal Pembawa Petaka
a
kuliahku–soalnya tidak biasanya ia mengirimkan pesan, Rism
lo. Nanti lah, balik dari M
an? Aku masih menunggu unduhan foto yang dikirim oleh Risma. Mata ini seketika memb
elinganya di perut buncit seorang wanita. Wajah lelaki yang sudah empa
lancar. Minta doanya dari semua aga
s setelah membaca bubuha
na
nya yang masih kuliah. Tidak ingin menduga-duga aku langsung meng
mana foto ini,
sannya Nyokap gue. Masa lo lu
emukan status ibu mertua. Bahkan tidak pernah s
menyembunyikan status
gkat, menghubungi ibu mertua juga tidak bisa. Tidak hab
u langsung
ar di rumah Ibu mertua saya ad
u Kanaya, ya? acara tujuh bulanan
ika, lututku lemas tidak bisa
Apa Mas Lukman melakukan ini karena aku tidak kunjung ha
i aku langsung mendatangi rumah ibu mertua untuk memastikannya sendiri. Sayang, peke
ini? Tidak cukupkah Engkau
*
ya perlahan, mencoba untuk tenang mes
calm,
ilakukan saat ini. Menyeret langkah untuk masuk
sebagai seorang asisten pribadi tidaklah mudah, apalagi a
jangan salahkan saya kalau gaji kamu bu
gimana nanti." Aku memelas di hadapan wanita paruh baya yang
ami sangat dekat, Bu Margaretha sebenarnya tidak seperti yang orang bilang. Mereka mengatakan jika Bu Marga
, mengikuti kemanapun beliau pergi. Bahkan ke luar ne
bertanya kembali, jemarinya dengan lincah men
9 pagi baru ada meeting
profesional. Tidak ingin membuat beliau kecewa
kman, biarkan saja mereka menghabiskan sisa waktu mereka sebelum kepulanganku. Raca cinta, tulu
Baru saja Mas Lukman berada di puncak kesuksesannya. Ia tidak t
Margaretha tidak memintaku untuk menemaniny
membasahi pipi, hati ini seperti diremas
*
aku dan Mas Lukman. Bukan hanya Mas Lukman, aku saja sangat menginginkan kehadiran bua
an berat ke arah pintu. Merogoh kunci yang tersimpan di dalam tas, baru saja tanganku
bilang-bilang sih? Mas 'kan bi
n buat kamu, Mas," ja
i menyapu seluruh sudut, tapi tidak melihat kejanggalan. Apa Mas Lu
libur Ibu suka main kesini." Menatap Mas L
i jalan-jala
menge
u kemarin dia telpon aku, bilang ka
ku, kuliah di Jakarta. Pulang ke Surabaya saat ada libur panjang saja.
emilih untuk ke kamar mandi. Membersihkan diri s
*
elah Mas Lukman yang terlihat
eruku membuat lelaki berlesu
apa?" t
si duduknya meng
ercetak di wajah manisnya, yang biasa sukses membuatku terp
layar ponsel dengan foto tangkapan l
ak, ia kembali m
... i–
perkataannya yang kini terhenti. Aku ingin
ya anak. Aku akan berpisah dengannya setelah melahi
gampang sekali ia bicara seperti itu. Aku tid
i rela meminum ramuan yang sangat pahit itu setiap hari. Rutin olahraga di sela kesibukanku. Semua cara sudah dilakukan, medis maupun non medis. Kamu anggap apa perjuanganku itu?Jika memang kamu mau punya anak, kit
mua amarah yang sempat terpendam. Mas Lukma
, kalau program program bayi tabung. Mas gak punya biaya u
rogram bayi tabung. Ah ... sudahlah! Percuma ngomong sama kamu, s
Melirik Mas Lukman yang masih bungkam.
mbung