Mertua Awal Pembawa Petaka
wal Pemba
a
kaki Mas Lukman semakin mendekat. Bisa ku
udah menyakiti kamu
... entahlah! Aku benar-benar ingin istirahat sekarang, tidak ingin berdebat. Jam lima subuh, aku terja
i keinginanku. Pernah berharap jika setelah menikah, suamiku akan menjadi imam yang baik, yang bisa membimbing diri ini. Semua masalah yang menjadi bebanku, kutumpahkan dalam sujud. Memohon pada Sang Pencipta untuk me
Shalat subuh,
kewajibanku sebagai seorang istri. Entah kenapa, aku belum bisa mengambil keputusan apapun. Aku hanya berdoa, agar Allah memberikanku pet
g masak," seru Jumi ya
an beres-beres rumah aja, Jum! Kalau
endesak diri ini yang tidak kunjung hamil, tapi kini kenyataan menamparku. Ternyata Mas Lukman tidak sesabar yang kupikirkan. Satu jam berlalu, semua masakanku sudah terhidang di meja makan.
nya dengan suara pelan, sepertinya ia ragu mengatakannya padaku,
padanya meskipun tangan ini sibuk memilih baju yang akan diken
'kan kamu yang pegang, sayan
mengambil tas. Mengeluarkan sebuah kartu debit yang ti
tu," seruku sebelum berlalu ke ka
*
, ia memainkan ponselnya. Mendongak
Nanti telat ke kantor l
ah keberatan untuk itu, karena sudah menganggap Jumi seperti keluarg
an sama majikan? Gak tahu diri banget!"
iri, gak diajak makan
mbali bekerja disini. Ia meninggalkan anaknya bersama sang ibu agar bisa bekerja, suaminya merantau. Jumi bekerja karena ingin membantu
*
ri pintu, netraku menangkap sosok ibu
erangkat kerja, ya?
." jawab
i padaku untuk menjelaskan mengenai masalah rumah tanggaku ini? Aku curiga jika ibu mertua tidak memiliki hati, ia sebagai seorang wanita seharusnya bis
ku dan Mas Lukman, akhirnya ibu mertua luluh. Meskipun sikapnya kadang dingin padaku. Mengatur pernafasan agar cairan bening itu tidak meluncur bebas keluar dari m
*
i rooftop yang memang didesain khusus atas permintaan beliau. Tempat yang akan
masalah, cerita sama saya. Ini bukan tempat kerja, jadi saya teman k
eperti atasan lainnya yang hanya bisa memerintah dan menekan tanpa peduli dengan kondisi bawahannya yang mungkin memiliki masalah personal. Aku
garetha, ia menatapku dengan iba. Membawaku ke dalam peluka
Kamu mandiri, bisa hidup, bisa makan walaupun tanpa uang darinya. Jadi wanita jangan lemah, jika masih bisa pertahankan r
rdering menandakan panggilan masuk, menampakan nama ibu mertua disana. Menghapus kasar bekas air mata di pipi. Dan
buat kontrol ke dokter sama USG, kamu kemanain semua uangnya
ja aku menekan pengeras suara agar ia
oh, Bu. Malah kebanya
t kamu! Hamil a
mpu menyayat hati. Tidak ingin membuat hatiku semakin terluka
kerja dulu," tuturku sebelum
lan keluarnya." Bu Margareth
video padaku. Video yang menampakan ibu mertua dan Indah, meskipun hanya punggung mereka yang te
ahal Ibu sudah pengen beli tas sama baju
gak tahu diri lagi. Masa semua uang Mas Lukman mau dia kuasai se
a buat makan, kita cari makanan yang enak dan mahal,
i di perusahaan ini. Jika dikumpulkan penghasilanku satu bulan mencapai miliaran. Mas Lukman tidak pernah ingin tahu mengenai penghasilanku, ia perna
tu harus dimusnahkan, N
ainnya saja. Membiarkan mereka tertawa bahagia di atas pende
mbung