icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mertua Awal Pembawa Petaka

Bab 6 Membuat pelakor panas

Jumlah Kata:1130    |    Dirilis Pada: 15/06/2022

wal Pemba

a

ung rambut hingga ujung kaki, setelahnya tubuh ini terasa lebih segar dan wajahku semakin terlihat

Mas Lukman. Membelah jalan kota yang diisi kemacetan. Satu jam lebi

rumah?" tanya Mas Lukman ya

n masakan kamu," ujarku denga

k seperti biasanya, ia terlihat sangat lesu. Apa peke

ku buka suara mengubah posisi duduk menyamping, menatap Mas Lukm

gin ini, Sayang. Kamu masih gak percaya sama sua

hkan pertanyaan, sebenarnya banyak sekali yang ingin kutanyakan padanya.

pun!" Ia menjawab

an gak mau pisah sama kamu, Mas?" Ke

acem-macem, Mas sama dia itu udah pasti

lihat mobil Range Rover berwarna putih dengan pita besar terparkir di halaman rumah kami. Bersamaan denganku yang keluar dari mobil, Jumi keluar dari rumah dan berlari dengan t

Kanaya?" Ibu mertua tiba-tiba

ja masih panjang kok, mana udah jadi penghuni

ang Mas Lukman tidak cukup jadilah mengajukan kredit. Dan mobil itu menghuni bengk

mana cukup uangnya. Gajinya aja cuman cukup buat beliin ibu satu b

obil mahal gini!" Indah menatap tajam pa

salahkan aku jika aku menendangmu dari rumah ini!" Mas Lukman

tengah perdebatan mereka ponselku berdering menandakan pesan masuk, dengan cepat aku

ka bonus

nyata, berarti ini bukan mimpi. Jadi ini bonus yang dimaksud oleh Bu Margaretha. Mas Lukman mendekatiku yang masih diam mematung, mengam

etha, Yank?" Mas Lukman

nku, karena beliau sering mengundang

ung ke rumah." Aku mengatakan apa adanya, aku kembali mengambil ponsel dari

in

kantor dengan baik. Bahkan sering memenangkan tender besar, hadiah ini tidak ada apa

a saja yang berprestasi dan bisa mengharumkan nama perusahaan. Mas Lukman langsung memelukku dan mengucapkan selamat. Ia tahu persis bagaimana aku meniti karir

kalau nanti kamu tua, uang itu yang bakalan jaga kamu? Nggak.

esar. Sesak dan sakit, tidak bisakah ia berbicara lembut pad

rumah besar tapi gak ada anak di dalamnya buat apa?" ujar ibu me

*

rus berdoa dan mengusahakan yang terbaik. Soal anak itu mutlak kua

adaku, kenapa dulu ibu memberikan restu. Aku tidak pernah memaksanya untuk menyukaiku, aku pikir hatinya lulus saat restu itu ka

kembali, tidak ada gunanya juga menyesali yang sudah terjadi. Tapi, aku ingin tetap memp

*

ng sibuk memasak lalu melirik Indah yang duduk memperhatikan. Tersenyum miring lalu melingkarkan tangan di tubuh Mas Lukman. Aku bisa melihat dari sudut mata, Indah kesal mungkin j

h laper banget tahu," ber

as pelukanku. Rasanya seru sek

pa gak Mas duluan yang kamu makan?" Mas Lu

a disana, ia tidak akan bisa menyerangku atau melarang kami bermesraan. A

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka