Mertua Awal Pembawa Petaka
wal Pemba
a
Indah tidak bisa menuntutku untuk memberikannya naf
rat perjanjian itu. Aku masih belum bisa mempercayai sepenuhnya. Aku akan me
sama kamu, Ma
Mas Lukman harus bekerja besok. Mas Lukman fokus menyetir, aku memainkan ponselnya yang baru diaktifkan. Seharian ini memang aku sengaja menonaktifkan ponselku dan ponsel Mas Lukman. Tidak ingin diganggu saat menghabiskan
Indah yang tadi sibuk dengan ponselnya, kini mengalihkan pandangannya p
les, di telpon juga gak diangkat." Indah mencoba mer
au istirahat, capek. Ayo, Sayang!" Mas Lukman menggengga
ngga terakhir. Ibu mertua berteriak memanggil Mas Lukman, tapi suamiku
aik loh orangtua udah manggil kamu abai
nginep disini kok." Mas Lukman me
karena percuma. Ia pasti masih memihak pada menantu kesayangannya itu. Sembari menunggu Mas Lukman
e tidak ada yang mencurigakan. Indah tidak keluar dari kamarnya, ia hanya memanggil Jumi untuk
sendirian. Dia pergi dengan wanita mandul itu, bagaimana kalau aku kenapa-kenapa saa
aku dan Mas Lukman bekerja. Wanita ini tidak hanya suka men
kr
gan cepat aku menekan tombol off di
tanya Mas Lukman sambi
nyimpan benda pipih itu di atas n
*
ngkin, karena aku selalu mengatakannya jika aku yang harus memasak untuk sarapan. Alis
lagi. Yang terpenting kamu bisa kasih Ibu seorang cucu." Ibu sepe
bisa melayani suami, bangun pagi buat bikin sarapan.
asanya wanita ular itu bersandiwara di depanku.
ak dong pasti, bangun tidur udah disuguhi sarapan ka
ahu diri. Jangan cuma mau enak aja, ongkang-ongkang kaki me
nya ia menahan amarah. Ia pasti ingi
ggal disini." Ibu mertua berujar dengan penuh amarah tidak terima dengan perkataanku. Aku ha
aku yang masak loh." Indah me
n di luar aja. Ayo, Yank!" ajak Mas Lukman, ia m
dah sih? Kasian loh, dia bangun subuh buat masakin sara
komplek sana," balas Mas Lukman lalu mencium tangan ibu mertua. Aku pun
ocok untukku. Harusnya Indah yang membuatku panas, ini malah sebaliknya. Siapa suruh kau bermain-m
*
pergi untuk berlibur dua bulan dan dua bulan pula aku akan menjadi pengangguran.
saya kirim bonus langsu
u karena sering dibelikan barang-barang olehnya, apapun yang ia beli akan ia belikan juga untukku. Ia selalu mengatakan itu b
akan pergi menemani Bu Margaretha ke salon dan ikut perawatan. Tapi karena Bos besarku akan pergi berlibur, jadi aku ke salon sendiri. Baru s
mbung