icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Devil's

Bab 4 Gelap

Jumlah Kata:1233    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

engkapi oleh rambut panjangnya yang terurai berombak. Elok kerlingan matanya bagai memandang senja dari bibir

memang senang menyendiri, baginya kesunyian melahirkan ilham. Menikmati suara alam dari ibu bumi adalah kebahagiaan buatnya, it

ntik di hadapannya. "Sepertinya akan ada misi besar yang akan diberikan. – aku masih ingat, seratus tahun yang lalu menurut perhitungan bumi para malaikat pernah dikumpulkan seperti ini oleh Yang Mulia. Aku rasa akan sama,

ngit pun terbelah dan sinar yang jauh lebih terang memancar dari ata

cipta. Tak lama kemudian bertambah-tambah kekagetannya karena sosok yang sangat ia hormati munc

n sambil mengulas senyum. Melangkah e

arahnya seolah menerima kado terindah di dalam hidup. Yang Mulia adalah

p Yang Mulia dikala ia telah berdiri tepat di

nyum sejenak lalu kembali menund

untuk mengatakanya. Sebentar lag

ng Mulia di waktunya yang sempit bahkan sampai-sampai mendatangi te

engira untuk apa aku men

i terdiam, menyi

misi besar. Yaitu ... menghancurkan dua kejayaan – ke

eka?! Kelompok tersesat itu?! Jad

ta untuk merobohkan keluarga Jorell. Hanya dia yang berani untuk menentang mereka. Ma

suatu hari nanti. Lalu di mana bay

an sudah tu

tidak pernah mende

i sampai terdengar oleh makhluk yang tidak bertanggung jawab. Misi ini harus berhasil. Jika kesempatan ini t

buah pintu keluar yang terbuka. Akan ada banyak jiwa terbelenggu yang dapat bebas lewat keberhasilan m

uh perhatian, tatapannya lembut seperti seorang ayah. Senyumny

rcayakannya p

alak, ia merasa salah menden

yang kami pilih untuk

misi ini terlalu besar

Temuilah manusia itu dan robohkan

mana cara aku bi

erta temukanlah satu roh budak Grazian yang masih memiliki

oh budak Grazian ya

a batu Halvor yang mereka simpan masing-masingnya hancur. Maka dibu

ahlawan dalam misi ini? Satu di alam nyat

kau b

menjadi manusia penuh keserakahan, apa mungkin masih ada hati nurani yang menyal

nya kembali terlukis. "Hanya itu cara satu-

amun kepatuhan pada ketentuan langit tetaplah menjadi yang utama. Seberapa besar pun

Mulia. Aku men

Oh ya, ada satu lagi yang

nya, menunggu dengan per

menjalankan misinya, pastikan

*

manggil. Soa mulai berkutik, namun keinginannya untuk menari di dalam lelap masih amat menggoda, ta

h. Ia naik ke ranjang Soa dan duduk di atas perut

nahan kantuknya Soa menjatuhkan Ken ke sampingnya. "Dasar ge

i menunggangi tubuh Soa tanpa rasa bersalah. Ia kerahkan kekuatan suaranya lantas

ia membalas dari balik selimutnya, "Aku aka

dia tidak digaji un

g ibu untuk memba

pan kau mau

asa mengant

en langsung memukul Soa

membuka selimutnya lalu langsung menangkap kedua tangan anak i

itu malah merasa tersa

masih senyum-senyum. "Jangan galak seperti i

aku menjadi seperti ibu, berarti aku p

ru saja bangkit ingin melarikan diri, Soa langsung menangkapnya lalu

n Soa, ia menyerah dan meminta kakaknya berhenti untuk membuatnya merasa gel

gan pandangan muram. Itu membuat Soa justru

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka