The Devil's
tinggal dengan bibi Molly jang
un mendengar
gkhawatirkanku, Ken." Soa masih menga
k ingin kakak di pukul ibu,
Sorot mata mereka saling bertemu, mencari sebuah kepastian bahwa kehidupan mereka akan
angkan. Sayangnya, itu tak mengubah sedikit pun
a mencondongkan diri mendekati telin
terangkat.
lan namun kedua tangannya spontan tetap menjaga suara yang keluar dari mulutnya agar dinding tak sedikit pun merekam. "Sebetulnya pukulan ibu itu lemah," lanjutnya.
nya akan bertindak dramatis begitu, namun ia tetap l
t. Kau mengerti kan reaksi kulit? Seperti nyamuk yang meninggalkan bentol." Soa masih terus men
u penjelasan itu sudah cukup. "Hmm, nyamuk meninggalkan bentol dan rasanya
das dari padanya. "Sudah kubilang hanya sekelas semu
? Apa la
aru dari Ken. "Kebal itu ..." Soa menggaruk-garuk kepalanya. "Kau tidak akan meras
erti Logan," t
eperti Logan jagoa
" Ken mendadak antusias, rautny
erasa harus lebih berhati-hati memberi jawaban agar
enap
. Jadi, ibu tidak perlu memukulmu, bahkan siapa pun tidak ada yang ingin memukulmu. Lupakan
ga melihat respons adiknya yang lebih tenang. Menandaskan lag
berapa hari belakangan ia melihat ekspresi seperti itu dari adiknya. Ia pikir Ken tak menyukai rencana ayah dan ibunya. Tetapi kecurig
tangan adiknya. Kali ini Ken tak berkutik, hanya kesenyapan yang hadir, bahkan ia tidak berani melihat wajah kak
ebuah magnet, Ken mengangkat kep
Ken di rundung sendu sedan, Ia mulai berlaga seperti seorang dewa penolong
asaran. "Apa kau bisa memberikan ayah dan ibu
limat itu tidak ada dalam perkiraannya sedik
keyakinan, "Gensi yang
Gen
uang saat ini. Kalau aku tinggal dengan bibi Molly, suatu saat jika uang mereka sudah terkumpul mereka akan datang menebusku dan kita bi
asnya dalam-dalam, merasa geram dengan ucapan kakak tertuanya kepada Ken yang masi
begitu? Apa yang sebelumnya kalian
pat bilang pada Gensi, bahwa aku membata
rang kau ber
angguk-ang
nkah sebelumnya
iola memang sangat menarik. Tetapi
tapi
rapa kali bertemu bibi Molly, dia wanita
takut tanp
sah dengan kalian, ada di tengah keluar
a melonggarkan sejenak kegundahan yang hadir dalam benaknya. "Sudahlah, lupakan ucapan Gens
nyum dari bibirnya yang mungil merekah bagai kepakk
. Ken yang senang langsung ban
Soa," ucap Ken pelan
. Dibalasnya pelukan erat itu dengan
enggelegar setelah matanya menangkap jam di dinding kamar. "Aaaaaaaa!!! Setengah delapan, aku
ng melihat sikap kakaknya. Kali i