icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Stempel Miskin untuk Keluargaku

Bab 5 Api dan Airmata

Jumlah Kata:1408    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

lang darimu akan kembali lagi da

ELUARGA ARMAN) D

imataku. Dua orang wanita yang tengah belanja s

h, cekalan tangan Taufik di

seukuran tangan orang dewasa yang ada di sam

rasan,” kali ini aku ya

ufi

belakang. Derapan langkah besar ju

?” ucapnya pelan, tapi mampu membuatku dan Taufik

” tambah

kulihat Taufik masih berdiri memandang

am hati, ada rasa syukur yang kupanjatkan. Bahaya jika Taufik me

*

ari kalian bertingkah kuran

i sekarang, ruang tamu yang berukuran tiga kali tiga, duduk bersimpuh, me

ebih paham akan hal itu, kan, nduk,” kali emak yang berbicara. Kulirik Tauf

leh mbok Inah sudah keterlaluan,

, ah, kerutan di wajahnya sem

aiknya kita menelpo

tahuku, lek Ipul bekerja jauh di pulau suma

, Mak,” sela

ghubungi lek Ipul? Ah,

berkata apa tentang kita. Allah itu maha kaya, nduk, bumi Allah itu luas. Umur d

i itu jaminan Allah, karena Allah sudah mengatur da

ah dengan berkata kasar, ia hanya akan menasehati dengan bijak. Itul

*

lah dikatakan mbah Sarmi. Ada kegalauan yang melanda, aku takut ini akan membuatnya khawatir dan mengganggu pekerjaanya. Mungkin bukan sekarang waktu

sampai lelapku, terdengar sayup suara orang meminta tolong. Ah, mungkin

kebakaran

at tidur, kuraih jilbab yang a

ang tuaku. Terlihat Taufik keluar d

k?” tanyany

amaan dengan emak ya

tolong, Mak, a

ka pintu utama dengan lebar. Terlihat beberap

kamu dan Emak disini s

er yang ada di cantolan tiang dinding rumah. Kulihat kesibukan warga di

Inah?” tanyaku sambil menunjuk arah

tidak-tidak, kita tunggu b

umah disana, yang satu rumah mbak Asih, rumah yang sudah lama ditinggal oleh pemiliknya, karena tinggal di

*

embali. Emak sedari tadi membaca mushafnya, setelah melaksanakan shal

Taufik terdengar dari luar

kar, Fik,” ku ajukan pe

anpa bersuara,

ana, lek?”

nya ia kehausan, terdengar dari

ah, Mak,” ucap

” ujarku dan em

a, yaaa, terus terbakar,” jelas adik bungsuku itu. Kulihat

ana?” tanya emak yang sud

s panjang, ada kegel

henti, kala terdengar suara k

kum,” suara Ba

ang berdiri di depan pintu. Sebuah perban sudah melekat

h kutuntun bapak ke kamar, bapak mulai bercerita, mengapa ia bisa mendapatkan cedera. Emak menghapus air matany

*

ubuhku. Hari minggu yang cerah, batinku. Sudah dua hari

tidak ikut terbakar, tapi rumah yang ditinggalinya yang posisinya tepat di belakang kedai, ha

g pria mengucapkan salam d

umsalam,”

kan?” tanyanya

f. Bapak

ni lek

ulau sumatera? Ah, pasti lek Ipul pulang

ada?” sa

kang.” Kutinggalkan sapu di sisi rumah,

belakang,” kutinggalkan lek Ipul yang dud

h menutupi kepalanya. Bapak masuk, melewati

Inah? Sejak kapan ia duduk di sebelah lek Ipul. Kuhidangkan sat

agi, dan panggil emakmu di rumah

e wanita berbadan tambun tersebut, bergegas aku memanggil emak. Sebelumnya, emak berpamitan pergi ke

ikit berlari. Sampai dihalaman r

, Ma

ka, seorang wanita berkerudung

rumah orang, nduk,” emak memaka

dan kita harus bergegas pulang, Mak. Bapak udah nun

nduk?” raut kegelisaha

akan buat emak terkejut,” ujarku sambil ter

baru memarkirkan kendaraan ro

apnya, setelah aku mengikutinya menuju pintu b

cungkan telunj

yo, ikuti Kakak,” ujarku, seraya melangkahkan kaki ini

ku tahu ini salah, tapi rasa penasaran mengalahkan rasa bersalah itu. Terdengar mbok Inah menangis, menguca

a??

ra apa ya yang d

ung dul

sore atau malamnya lagi up e

he

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka