Guard You
engan canda tawa yang menghiasi wajah mereka. Hingga seorang anak perempuan berkulit hitam berambut k
a. Mukanya kek gosong gitu gak sih," cetus Kania kepada teman- temannya
atanya katarak. Cewek kek gitu merusak pemandangan aja," timp
tak langsung mendekat, merencanakan sesuatu yang sudah pasti jahat. Setelah sudah menyusun rencana, Kania memanggil anak itu. Untunglah cew
ambut kribo itu menunjuk dirinya sen
. Tasya, Queen, dan Tina lalu mengekori mereka yang ternyata menuju kamar mandi. Cewek berambut kribo itu sudah merasakan firasat buruk ketika dirinya diseret begitu saja oleh Kani
mau diapai
nding lo diem aja deh sa
wanita lalu menjenggut rambut yang sudah seperti sarang tawon itu dengan kencang hingga t
ngan dikit. Minimal cuci muka lah ya," tukas Kania tertawa jahat. Lalu matanya melirik k
basah dan warnanya sudah bercampur tak karuan karena sudah digabung dengan
ih
in untuk cebok. Lalu sabun itu digosok gosok ke muka cewek bernasib malang itu yang t
akan. Cuci muk
mandi lalu menariknya lalu menenggelam kannya lagi dan begitulah seterusnya. Mereka berempat tertawa penuh kemenangan seolah yang mereka la
Tettt
ibo itu dari maut yang bisa saja mendatanginya lebih cepat. Mereka pun langsu
*
da di paling belakang. Tak lama setelah itu, seorang anak perempuan datang dengan penampil
ang langsung diangguki antusias. Mereka pun perlahan mendekati gadis c
du
kemudian menghampiri si gadis culun yan
tutur Tasya lalu memiting leher Alika hingga membuat na
tama di kelas pun belum masuk, tetapi mere
mbari tersenyum sinis. Ia lalu menarik dagu Alika hingga wajah
gan pada Queen dan Tina meminta per
lika memucat. Gadis berponi tebal hingga menutupi matanya itu menggeleng berkali-kali atas saran hu
uju dengan ide gila Tina. "Ide yang b
ngan Alika yang meronta-ronta ingin dilepaska
, menyapu pandangan pada semua teman- temannya yang k
h mulai merekam video apa yang a
jukan yang luar biasa ini," ucap Kania seperti Mc yan
ia
hu
wit
ghampiri Alika yang kedua tangannya masih dipegang erat oleh Queen dan Tina. Alika masih saja mem
ri atas dul
ski sulit. Pembully-an ini memang paling parah yang dirasakan oleh Alika selama terus
Pagi, a
ina udah
r, bu
Bu Nina sudah masuk ke dalam kelas. Kania and the geng maupun Al
ung saja Vika menjemput ibu dan mengingatkan kalau ibu ada pelajaran disini," jelas Bu Nin
, Vika. Sudah m
-sama
isyarat. Dia adalah seorang gadis yan
lai sekarang
uh. Mengenggam erat pulpen yang sedang dipegangnya gere
Tunggu pembalasan d