icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Belenggu Cinta Sang Pangeran Mafia

Bab 7 Sentuhan Kasar dan Menggoda

Jumlah Kata:1535    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

ru. Mengharuskan mereka terlibat dalam pertempuran tangan kosong. Sebuah mobil van hitam datang. Dua ora

lah datangnya bala bantuan yang sempat Jerome panggil tadi saat masih di dalam mobil. Memukul mundur serangan para penunggang motor, hingga akhirn

Rafaele dan Bella. Dia salah satu bala bantuan yang datang karena panggilan dari

as mereka, setelah tadi bertarung se

mati karena kalian kurang cepat. Dasar bodoh!" Rafaele ber

nya menundukkan kepal

ele. Aku baik-baik saja. Kau juga masih hidup. Tidak perlu membesar-besarkan pers

tah apa yang aku tetapkan. Aku, kau, dan kita semua bisa mati kapan saja karena sik

kahan mereka. Gaun pengantin Bella bahkan sudah compang-camping tak berbentuk. Geram pula Rafaele melihatnya. Gaun

as ke bawah. Tidak mencerminkan istri seorang pemimpin klan mafia. M

hh .

a membopong tubuhnya ala brydal style. Cocok juga,

la. Mengerutkan dua alisnya. Tak mengerti

imu. Apa pun alasannya," jawab Rafaele melirik seki

harus memakai highheels. Kau

adeni Bella. Ia lantas mulai melangkah menghampiri limosin. Caleb mengekor, dan membuk

enginterupsi. Melihat Jerome juga sedang kesakitan karena dikeroyok banyak orang tad

i di belakang setir kemudi. Mulai melajukan kendaraan mewah yang cu

sampai melukai Rafaele. Juga

*

ana, posisi itu sudah lama kosong semenjak wafatnya Stevanny-istri mendiang Henry. Dan

jadi di antara mereka. Hening. Rafaele tampaknya sibuk bergelut dengan isi pikirannya sendiri. Sedangkan Bella sibuk menebak-nebak,

i lorong dengan dominasi warna hitam pada dinding berbahan dasar batuan andesit. Mengusung teknik cladding, yang menyugu

ungguh terlihat sengaja mengabaikan pe

berlebihan? Kita bahkan masih hidup sekarang. Lalu, untuk alas

eri respon. Laki-laki itu menghentikan langkahnya

mereka memiliki banyak kesempatan untuk membuatmu terbunuh. Atau jika mau, mereka pun sangat mampu untuk mengambilmu dariku. Lalu

at Bella melebar. Ditelaah dari ucapannya saja, Bella sudah bisa me

t wajah Bellla, Rafae

nnya. Inilah duniamu yang nyata, Bella. Well ... selamat datang di Negeri barumu." Sinis sekali k

nuju ke sebuah pintu yang terletak di ujung lorong. Pintu cukup besar, yang tak lain me

seseorang. Melainkan hanya dijadikan pengikut. Atau tawanan lebih tepatnya. Angan-angan indah akan datangnya pangeran be

nikahan yang cukup melelahkan. Dan juga menguras energi. Bella ingin sekali beristirah

i lampu plafon yang ada di atasnya. Gadis itu mendapati Rafaele sudah bertelanjang dada. Duduk di atas sofa panjang yang terletak di seberang temp

salivanya sendiri. Betapa ini adalah pemandangan paling indah di matanya dari sosok kegagahan seorang lelaki. Sesuatu yang seumur hidup belum pernah ia saksikan langsung. Rafaele ad

aele menyapa indera pendengaran Bella. Salah satu jemari tangannya tampak be

emilih buang muka, tanpa satu jengkal pun bergera

iring, disusul tubuhnya bangkit dari sofa. Mela

tmu berkata tidak ingin, tapi matamu mengatakan sesuatu yang lain." Rafaele berdesis, sedetik setelah ia tiba di hadapan Bella berdiri. Menempatkan d

rkan." Bella menyanggah, tanpa menyingkirkan tangan Rafaele yang k

a ke depan wajah, sebelum ia jatuhkan kecupan sing

u

ya diam. Menatap tanpa ge

u semakin penasaran. Dan kurasa, malam pengantin ini akan sangat meny

li tak terpengaruh karena

an wajahnya pada wajah sang istri, Bella melengos. Meng

t, Bella. Apa tidak boleh jika aku merasakannya

mendengar kalimat itu. Ia

enti di situ. Tubuh Bella pun di dorong cepat oleh Rafaele, sampai tersudut pada dinding kamar. Tak sempat pula Bella memberikan aksi penol

rbeda. Lumatan yang Rafaele beri sangat lembut dan basah. Bella bahkan bisa merasakan aroma ang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka