Tiga Ibu Kevin
a kalau dikhianati seperti sekarang ini? Mama ini manusia, Pa. Mama punya perasaan. Mama ini
perih yang teramat sangat mengiris di dalam hati, meskipun tak berd
ada yang berubah kok, Ma. Anggap saja kamu tidak pernah tahu tentang hal ini. Sudah, sekarang kamu pulang. Nan
aja dalam satu bulan. Kesempatan untuk pria tampan itu berselingkuh memang terbuka sangat lebar. Namun, selam
mengenal Harris, Vita memang tidak pernah diperlakukan dengan mesra. Harris adalah tipikal pria yang keras, tetapi penuh tanggung jawab. Mereka jarang sekali bicara, meski be
dia mendekati seorang perempuan, apalagi sampai pacaran. Karena itulah, siapa yang menyangka kalau tib
berada. Bandung, Tangerang, Jakarta, Madura. Ya, masih seputar kota-kota itu saja. Bahkan, dari beberapa anak buah Harris di kota-kota tersebut yang sudah mengenal Vita, juga tidak pernah ada selentingan miring atau gosip buruk bahwa Harr
anu juga tidak pernah mengatakan apa-apa. Namun, hari ini ... Janu tiba-tiba membongkar rahasia besar yang Vita rasa sudah sangat kedaluwarsa. Perselingkuhan it
idak perlu tahu tentang pertengkaran kedua
ntai, seolah tidak terjadi apa-apa. Perempuan yang cantiknya biasa-biasa saja, bahkan bisa dibilang masih kalah cantik dengan wajah Vita. Secara tubuh, mereka juga berimbang. Kalau V
ah!" bentak Harris dengan nada yang sangat marah. Dia mem
menyerah. Dia bertanya dengan tatapan nyalang, bergantian ke arah Harris da
ang nggak penting!"
jawab Marni
ertama, kami lakukan sembunyi-sembunyi ... di rumah kamu. Kamu nggak tahu kan kalau kam
rumah kami?" Vita langsung berdiri saking terkejutnya. Dia menatap
u minta sama Mas Harris untuk membawa aku ke Madura. Ya, setidaknya, aku bisa
sia itu kemudian menikah siri alias menikah di bawah tangan dengan bantuan salah satu pemuka agama di sana. Begitu rapinya Harr
" ucap Harris dengan nada lembut kepa
" sindir Vita dengan ketus. Harris hanya menoleh dengan tatapan sinis. Vita yang selama ini dia kenal sangat penyaba
butuh legalitas hukum. Toh, hak kita sama saja," celetuk Marni, masih tetap sambil memainka
ah, biar aku saja yang cerita. Biar dia nggak mati penasar
g Marni yang kali ini menyandarkan punggungnya pada sand
n ocehan perempuan gila di hadapannya itu lagi. Dia ber
rgi. Dasar, emak-emak labil!" hina Marni, tepat ketik