icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sang Pencuri Kehormatan

Bab 5 (Diam-diam) Tidak (Peduli)

Jumlah Kata:1430    |    Dirilis Pada: 17/05/2022

ucapan Kiara sekaligus. Dia dekatkan bibirnya di telinga Kia

ak saja, nanti kau juga ku ajari membuat anak." Kiara terk

aknya saat ia berhasil me

abai kalau perkataannya tad

n menikah. Aku tidak akan menyentuhmu. Masalah p

a mukanya jika tiba-tiba saja dia menjadi istri

a tidak akan

sama tanpa pernikahan. Mereka akan memarahik

an sama pacarmu kek, bodoh amat. Yang penting jangan sampai ketah

ikan mama Rara tercapai, dan tujuanmu mendap

ara sembarangan. Devan menyeringai, sebelum a

s kasar. Dasar

ndan saja lama sekali. Pa

tadi pagi hanya ocehan dari

langkahnya menuruni tangga. Karena tadi mala

ti. Jatuh ba

lambat apalagi. Rara dari meja makan t

ma papa lucu,

enang-tenang saja. Baru pagi ini

ya sayang." Devan m

a,

uga turut mencium tepat dimana Devan m

ium mama?" t

eka salin

Kan belum nikah," jelas K

udah, mama sama

a. Ma.

ikan tangan

langsung menaiki mo

Pak," ujar Kiara, lima be

nap

. Nanti mereka berf

Namun dia tetap m

ama yang lain," racau Kiara bingung. Tapi Devan cuek saja. Justru d

Untung saja Devan sudah melangkah mendahuluinya. B

ak Devan, Ra?" Ayu memicingkan matan

n di bawah. Gak enak kalau

a tahu gue sekarang tinggal bareng

? kena semprot l

ak kok

sama pak Devan 'k

aja gue bisa suka sama

gue mau deketin." Ki

ong, Nad. Gue juga

an sahabatan. Mar

iri ya kalau ntar gue y

h juga Yu. Ok

ip

a sih teman-temannya. Orang killer dan

! cap

bang di kota sebelah, pulang dari meninjau baru juga mau duduk sudah di panggil lagi disuruh mengurus laporan. Ck, padahal seharian ini perutnya b

makin perih. Pengen beli makan, tapi takut kena semprot Devan. Pr

nya yang lain terlihat fokus dengan pekerjaannya. Berbeda d

tadi. Meja ruangannya yang berhadapan langsung dengan pintu ruangan sang presdir membuatnya bisa melihat selintas aktivitas sang p

Dia juga lapar. Enak ya jadi bos

puk Satrio yang memb

at. Gak pap

ara, bertepatan dengan OB yang

R

Satrio mengga

. emm ... lo n

ggu bent

teleponnya

agaiman

..

Saya kesan

kkan kembali

il sama pak Devan. Gue

elangkah ke ruangan presdir mereka. Mengela

tok

as

ti-hati. Devan sedang

a yang bisa sa

palanya. Meletakkan

! Ma

ksudny

ja perlu di jelas

a bukan beg

belikan makanan. B

Dia kira dia dipanggil karena ada peker

h remotnya dan men

ilihatnya Kiara tetap dalam posisinya

cepat Devan bangkit d

r

adis itu di sofa, membuat gadis itu tersenta

kankah? Atau perlu saya

Pak. Saya b

tidak mau uangku

u. Sebenarnya dia sangat ingin, tapi gengsi dong. Ditambah perutnya yang konser sejak tadi. Sayang dong kalau ma

ipis, lalu kembal

itu. Sebenarnya pria itu sangat keren. Auranya makin terasa, apalagi s

ibir yang sedikit tebal, dan sepertinya pria itu tidak merokok. Kumis tipisnya juga terlihat samar. Lalu naik sedikit, hidungnya yang mancung bertengger k

membuatnya kembali te

nya dari pria itu, kembali melahap makanann

dia mengalihkan pandangan,

kat wajah yang tercetak difoto itu. Wajah seorang gadis y

andangi kembali foto tersebut. La

ada min

abis nih!"

, Y

gara-gara Sa

omelan panjang l

a, Yu. Lo juga sih

n lo gak nyenggol ga

p. Gak

k gue basah! disuruh tan

in omelan lo," gerutu Kiara. Yang dia ca

di sediakan minuman. Emang asem juga si Devan.

nta sama

kelam

gitu, Kiara langsu

hanya mengge

engan

minum setelah keluar dari ruang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka