Sang Pencuri Kehormatan
as. Devan merupakan ketua osis di sekolahnya. Kepribadiannya tegas di balut waj
Tak terhitung berapa kali olimpiade atau perlombaan yang berhasil di menangkan ole
da wanita. Dia cenderung cuek dan tak peduli.
eruk, Devan?" tukas Yoga saat b
van gak terima. Ia menenggak minumannya, dan menuang
gak pernah kelihatan deket
an temenan ya? gue takut. Hii ...." sam
ya. Menghempaskan pantatnya kasar, di
Bro. Ya gak?" ker
a ke club,
k main." Yoga menoleh ke arah
? lo berani, g
Niko yang sedari tadi hanya menyimak. C
alau gue normal?" Devan tak perca
imanfaatkan. Kalau lo kerjaannya cuma
h. Gak
emainkan bola di
unggal dari perusahaan keluarganya. Sehingga tak sekalipun dia punya waktu untuk be
lalu penurut
r ada yang nyamperin kok. Tenang aja, lo gak usah khawatir ka
C
cowok, gak bakal ada
Devan. Ia mulai jen
u lo gituan s
ak. Maksud me
sekalian ngebuktiin kala
o mengangguk
ni Devan memang sering mendengar mereka ke club,
ft
n tempat mereka berlatih sudah sepi, karena
Banci sih lo," Yoga lama-lama ke
tiga seperti biasa
r malam di temp
Sementara Niko mengambil
ga cabut
Niko, meninggalkan De
yang membuat mer
dimana? gue i
um, mengacun
t kebetulan papa mamanya sedang keluar kota. Meski begitu, dia tidak
penjagaan mereka tidak terlalu ketat. Mere
menimbulkan kecurigaan. Jadilah dia berja
tersenyum tipis. Disana sudah ada Niko da
Niko. Seakan masih kuran
gak selamanya jadi co
tiannya justru pada salah s
baru lihat
in. Dia Do
ev
od
cabut se
ke
njak memasuki mobil. Dan mobil mereka menemb
r. Ingin rasanya ia pulang lagi. Musik keras dan cahaya yang remang-remang membuatnya t
k menodai matanya semenjak ia keluar dari mobil.
ko beranjak menuju bartender,
a Devan. Matanya sedar
, bro. Ntar
menepuk bahu cowok itu pelan.
pakaian seksi menghampi
berambut blonde kepada Devan. Devan menundukkan
manja pada teman-temannya yang tentu sa
dirinya untuk
ut. Sesekali dibantu oleh perempuan-perempuan itu. Tawa memuakkan dan menjijikkan seakan menjadi jamuan dia
min lo bakal ketag
a napas berat. Ucapan Niko membuatnya sedikit emosi. Ia menen
r mandi dulu
ita udah gak ada, jangan khawat
angan mereka. Dia sudah tak betah lagi berada disini. Terkutuk bagin
ang, tak memperdulikan pandang
lega
tidak lagi terdengar. Devan menyandarkan tubuhnya pada kursi.
Kau sendi
lan, seorang wanita tersenyum manis padanya. Devan terkesip, untuk pertama kalinya i