MENIKAH DENGAN PACAR SAHABAT
r di kursi, tangannya memegang
di lantai. Entah benda apa yang jadi korban amuk sasaran dua sejoli bertengkar hebat tadi. Aku ta
n mereka. Seharusnya, aku tinggal nonton saja sambil makan kacang ditemani secangkir s
mpu menyakiti. Menolak tapi tak mampu me
a iba, melihat Mas Rio meringis, sa
rah. Karena di bagian pelipis, jadi
g nggak saki
ngajak berantem. Benar-b
g, jangan manja," jawabku mulai tersulut
bil menjauhkan kepalanya.
ujarku sambil tan
Ke mana juga Marta? Bukannya ini ulahnya? Benar-benar tak bertanggung jawab! Suami yang me
ku ke Mas Rio yang masih membersihkan
kertas yang kupegang tanp
t ke dapur. Ini harus dibakar! Kenapa juga pria egois itu membawa ke m
merampas kertas itu dari tangan
is dengan tatap penuh selidik. "Jangan-jangan kamu sudah j
ng!" ujarnya t
barusan y
g. Antisipasi kalau tiba-tiba mamah, papa
saja yang akan mereka temua bila kemari.
Aku nggak ak
sakin kamu di rumah? Jangan egois, Mas!" Suaraku mulai serak bila
tidak bol
an bibir. Rasanya ingin mencakar-cakar wajah lelaki egois itu. Atau membubuhkan sia
gga ajaib ini, membuat tens
tentang makanan dan kue yang dibawa dari
tertawa. Marta berbaring di sofa dan menggunakan paha Mas Rio sebagai bantal. Sedang lelaki itu
an masuk kembali ke kamar. Entah kenapa ada yang b
salah alamat? Adakah yang bisa mengingatkanku
Mas? Kehadirannya gangg
i tadi kunikmati kue-kue mama sambil berselancar di media so
aku memilih memasang headset di tel
an lelaki egois itu. Rasanya terla
at Mas Rio melarang. Aku yakin rasa ini hanya bentuk taatku pada
dang suami yang mau didengarkan itu, ta
bila mengambil k