My Enemy Is My Husband
i salah satu kamar terbaik di kelab tersebut. Melup
Vinka menjerit tertahan. Menahan kesal
ngunjung yang terus
untuk tinggal di bar. Menungguny
Sang bartender juga tidak tahu ke mana perginya Joana. Pria itu hany
embuatnya lelah, karena harus mencari
sembari meniup kepalan tangan kanannya. Setelah memukul
endahan, dan pengecut. Entah kesialan apa yang
eels setinggi lima belas senti itu membuat tumitnya sakit, karena se
beberapa kali. Namun, tetap saja p
ang-nimbang. Apakah dia pulang saja sekarang dan mencari Joana di apa
kan pulang saja," ujar Vinka, lalu kembali melangkah ke meja
akhir
h jam k
nka segera meraih tas dan ponselnya. Dia tidak p
apartemen. Sebab, kebetulan mereka tinggal di ged
*
art
mobil. Kakinya berlari keci
na Vinka. Ke mana
an security yang sering menyapa
erius?" tanya Vinka dengan
dah kembali, aku tidak akan
apapun lagi. Vinka berlari
ty itu. Apakah Joana memang belum datang, ata
artemen Joana. Kedua telapak tangannya lan
u
u
ana
UNYA!" seru Vin
na tak bergeming. Membuktikan j
a bingung harus melakukan apa. Vinka takut menghub
itu. Vinka tidak mungkin mencari se
kepala Vinka mendadak sakit ka
enjaga diri. Aku yakin besok dia akan pulang kembali,"
*
. Joana yang berbaring di atas kasur empuk beruku
a. Manik sehijau zamrud muda itu terlihat kosong, memandang
ya masih belum fokus sepenuhnya. Selain daripada itu, tubuhnya pun rasanya ter
ia merasa kepalanya sedikit lebih baik
arah kanannya. Detik itu pula jantun
au itu terbelalak lebar. Bersamaan denga
detak keras. Napas Joan
i akhirnya bayangan 'panas' semalam ti
anya ia sampai membobol kamar orang lain sembari meracau tidak jelas. Dan pada akhirn
u
u
kepalanya keras. Ingatan itu tak henti-hen
. Bayangan itu tidak akan hilang dengan sendirinya. Justru semakin
bos ruangan orang lain. Joana tidak bisa menuntut lebih jauh
itu bangun dan menyadari keadaan. Joana pun akhirnya memutuskan meni
kaiannya yang kotor dan bau. Mau bagaimana lagi? Itu adal
ng kelab. Joana lantas menahan
ennya. Sepanjang jalan otaknya terus mengirimkan su
t melupakan semua yang telah terjadi di sana. Namun, ke
bnya yang malang. Kehormatan yang dijaga selama ini raib begitu saja dalam hitungan kur
idak ada yang bisa dia lakukan, kecuali ia mampu memuta
Joana langsung melangkah memas
engan anggukan kepala singkat. Joana tidak mood,
u apartemennya. Namun, seketika Joana menghentikan langkah. T