My Enemy Is My Husband
menjelang. Joana terus mengu
idak diangkatnya sama sekali. Ketukan dan teriak
ngan siapapun sekarang. Bahkan hanya
n kulit putihnya yang tampak memerah. Semua itu akibat Joana terlalu menggosok kulitnya. Harapanny
ir keras. Tetap saja percuma. Kulitnya bisa terlepas. Namun, kenyataa
tuh sampai ke titik terendah. Joana tidak b
ang akan terjadi. Bahkan pemikiran untuk bu
di akhirat nanti. Dan Joana tidak sekali pun menginginkan dirinya mati membawa setumpuk dosa. Meski selama ini di
egera mem-blacklist re
lau aku nantinya, anu ... hm, itu ...." Joa
ung jawab nantinya?
erbicara sendirian, tanpa seorang pun yang
ri bibir ranumnya. Kaki jenjang nan putih mi
Tujuannya adalah ke balkon kamar. Mungkin angin
besi balkon. Bahan lingerie yang tipis itu
gnya pun tidak luput dari
engingat apapun. Apalagi masalah yang menyangkut
di sana, sembari menatap lurus ke arah
menyahut itu setidaknya bisa men
dingin dan menusuk. Joana menyer
Joana tidak sengaja melihat pesan y
tifikasi dari nomor perusahaan tempatnya bekerja. Maka Joana kembali pada sikap profesionalnya. Dia paling an
ana. Besok Anda diminta
tika mengalihkan fok
lang aku harus menemui pimpinan? Bukannya s
aik
ran tinggi. Joana teta
pengirim pesan itu. Joana akan memasti
idur, begitu selesai m
kali. Pasti tidak akan terjadi. Jadi, lebih baik aku tidur ag
am bawah sadarnya agar tidak berpikiran buruk.
*
. Kejadian yang terjadi tadi pagi berujung
uangan kosong, yang rencananya akan diba
da maupun tua. Arthur berdiri denga
ngintimidasi para maid, sampai
gil malam ini?!" Arthur be
ala. Mereka sudah paham mengapa kejad
r pergi dari rumah. Mereka sama sekali tidak paham, mengapa Arthur sampai
angankan bertanya, bahkan bernapa
pun itu orang tuanya sendiri. Kedua paruh baya itu hanya bisa me
masih menunggu seseorang
kerja di sini dengan attitude dan fisik yang cacat? Baguslah, karena aku pu
g ancaman itu membuat
angkat tangan. Walau terlihat jelas jika
Tuan. Sa
g tidak mengerti. Kau ditugaskan untuk meng
uan!" para maid
egas. "kau, lanjutkan penjelasanmu." Lanjut Arthur
harus melalui persetujuan dari Tuan langsung atau jika tidak maka setidaknya melapor dulu pada Nyonya. Untuk
ketika Arthur masih tinggal di rumah ini. Tahu apa alasannya. Hanya saja tidak ada satupun da
Arthur tidak nyaman jika orang a
l aturan itu, karena sebelumnya ibu Arthur tidak berpikir an
isampaikan pada rekan baru mereka, yang baru bekerja beberapa tahun lal
ru Arthur, yang langsung
kalinya. Jawaban para mai
da yang sejak tadi menahan tangis. Hingga saat keputusan
aya bersalah. Tolong hukum sa
ri saya k
mengulangi kesala
akinya terus melangkah meninggalkan ruangan
h sejak tadi, hanya bisa menggelengkan kepal
ur menatap nanar ke arah punggung sang putra yang semakin jauh. Ye