Lidah Menantu
kin, Wita dan cucu-cucuku ikut berkunjung dan sudah menungguku di dalam. Namun, baru saja kaki in
i dulu lagi? Sikapmu juga san
jaga kepercayaan suamimu. Mas Imron sangat menyayangimu. Seharus
dan Dini. Kenapa, Bagas ngomong seperti itu. Apa
aik, malah. Tapi, hubungan ini, sebenarny
ima, dengan apa yang sudah kamu dapatkan
tu yang menyebabkan semua kekacauan i
u sangat bersyukur, bisa bertemu Wita. Dan dia tidak melakukan kesalahan
tak sudi. Aku akan berusaha, mendapatkan yang seharus
apa. Aku mencoba untuk berpura-pura tidak mendenga
'alaikum,
salam," ja
ng, ya?" tanya Bag
pengajian. Kamu, sendirian
kalian mau ke bengkel di ujung gang. Ada titipan Wi
u. Aku tersenyum. Ah, Wita. Anak itu selalu begitu. Kulirik Dini ya
ya! Keburu bengkelny
lang makasih ke W
k!" ucap
agas ke depan. Tak lama bunyi motor menjauh. Setelah kepergian Bag
bicara seben
Kalau mau ngomong masa
, Din!" pin
skan badannya
lagi sih, Mak?" t
kus obat. Pas mak cek, ternyata itu pil kb. Kenapa, kok
an, Mak!" jawab D
ini, cuma ada kamu sama Mak.
, masih nanya juga! Ternyata, Mak, orangnya nges
benarnya juga, apa yang Wita bilang, mungkin Dini gak pernah diajari sopan sant
kamar dulu." ujarku. Aku berlalu mening
asa dia berbohong. Untuk menutupi kebohongannya, dia malahan nyolot padaku. Namun, apa alasannya, sampe Dini meminum pil kb. Bukankah dia berharap agar bisa
ku tak bilang pada Bagas, kal
dak aktif. Kucoba sekali lagi, menghubungi Bagas, masih sama
is. Daripada tambah pusing kepalaku. Gegas kusiapkan segala bahan
" Tiba-tiba Dini
l ayam," uca
ambel ayam! Mau
an masakan. Kupandangi wanita yang bel
ai hari ini, kamu urus urusanmu sendiri! Mak gak mau
embalasnya seperti itu. Enak saja dia, sudah menjelek-jelekkan anak
g sudah menunjukkan powernya!" u
nku. Tak kugubris ke
Imron, kalau Mak yang sangat disayang dan dihormatinya itu telah m
aya pada Imron. Dia dak akan langsung terpengaruh
uaku ini! Makan masih numpang denga
saja tidak akan sudi kalau anaknya diusik. Begitu pun aku. Gak akan kubiarkan siapa p
rti ini seterusnya, jangan salahkan, jika Dini
. Namun kayaknya sia-sia. Bukannya sadar, malah kamu terus-terusan berbuat masalah. Mak dak ngerti dendam apa kamu sama W
enahan marah. Kedua
ja. Nyusahin orang dan
angsung wajah Imron. Aku sangat merasa bersalah padanya. Maafin, makmu Nak. Mak sudah cuku