Lidah Menantu
h! Itu gamis mahal dan favorit Dini, Mak! Kena
meriksa gamis tersebut. Hanya kena luntur sedikit
a ini bagian bawah, gak bak
u mahal, Mak! Enak aja, Mak
uci minggu lalu, kayaknya mak masuki ke mesin
mis Dini, dicuci pake tangan, jangan masukin k
, apa sebegitu besarnya kesalahanku, hany
dari pintu belakang. Mungkinka
ndekat ke arahku. Menggumpal gamis
mu!" Dini
tiba-tiba melayangkan sa
i tak kalah terkejut. Dia memegang pipinya yang mungki
nya kamu menampar
lagi?" ujar Wita d
rnah diajari cara menghormati orang tua! Apa perlu, aku yang turut mengajarimu! Bukan hanya kau jadika
!" sahut Dini sambil mengelus p
kau maki-maki, dia Ibuku sekaligus Ibu suamimu! Kau menya
uatir ini akan membuat hubungan Wita dan Imron bermasalah. Aku tak mau hubungan persaudar
agi! Urus dirimu sendiri! Cukup sampai hari i
perbuatanmu ini! Lihat saja na
engan rasa kasihan. Dia men
i dah benar-benar kelewatan
ngis. Aku tahu, pasti dia menyesal. Tap
lain kali jangan pake kekerasan. Mak kuatir, Dini mengadu
setelah tau alasannya, pasti mas Imron, ak
lu, Nduk! Kasian, anak-anakmu ditinggal ter
gimana?" tanya
, mak mau solat dulu dan istir
lalu menyalamiku
skan meja makan. Lalu aku bersia
*
an. Aku yang lagi menyetrika beranjak menuju ke de
Le? Kata Dini, sore baru pulang,
ron bisa cepat pulang. Kangen sama Dini dan sama Makku
ron. Kemudian Imron mencium tang
Kok gak kelihatan dari tadi?" uj
an. Kalau Dini, mungkin
, Dini yang biasanya ngerjai
gin, biar badan ada gerak
s, Mak, Imron mau ne
u ke kamar sedangkan aku mel
-gopoh aku datang mendapati Imron yang berdir
mengadu pada Imron, kala
h nampar Dini, apa betul
ya benar,
, Imron suruh Wita kesini! Dia harus menjelaska
am saku celananya. Menghubungi nomor
" jawa
kamu ke rumah! Pent
segera ke sana
an oleh Imron. Imron menat
nekat seperti itu? Biasanya Wita gak pern
engatakan sebenarnya. Nanti ujung-ujun
mron lagi. Nada bicaranya sedikit melunak ti
narny
engar sendiri, adik mas
ron sedang memperhatikanku. Ya Allah, semoga jangan
juga di rumahku. Ternyata B
," ucap Wita dan
Imron. Kulihat wajah Dini sud
mencium tangan Imron. Bergantian de
t. Mana anak-anakmu, Zid
as, soalny tadi Zidan sama Z
un ikut duduk di sebelah Wita yang berhadapan dengan Imron. Kup
k? Dan apa alasannya, sampe kamu, main tangan kek gitu? Wita
ampingnya, Bagas menggenggam tang
ini. Tapi, alasan di balik itu semua karena, Wita gak terima, Mbak Dini membentak
tanda tak mengerti ap
anya Imro
nyuruh-nyuruh Mak, seenak ha
ralih ke Dini me
ini yang melakukan semuanya. Jangan percaya omongan adikmu i
kelit, menyudutkan Wita, seo
anya sama, Mak. Tadi itu, Dini benar-b
. Sebenarnya apa yang terjad
ku jujur, Imron pasti bertengkar dengan Dini, kalau tidak j
anggil Im
mm ... seb