icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

WURAKE

Bab 10 Mama Yohana

Jumlah Kata:1277    |    Dirilis Pada: 09/04/2022

ting tembakau. Sedianya aku berniat berjaga hingga pagi hari. Akan tetapi,

ari-hari juga terus berlanjut. Hinggalah

pesan dari

a Yohana, dahiku m

mengancamnya di malam itu, apakah M

" ulan

agap. "Apa ... Mama Yoha

wab Rania. "Pagi tadi,

terus?" Aku

ng ke rumahnya. Cucunya bila

Apa hubungannya dengan sa

iau, ya!" ujar Rania sembari beredar tanpa

etapi demi tidak ingin mengecewakan R

saja duluan. Rapatkan saja pintu dep

engangg

u tahu, pasca melahirkan waktu tidur malam Rania sangat t

ning Rofik yang ada dalam bu

ohana memanggilku. Jika dia ingin membuat perhitungan, seharusnya dia langsung saja menyerang,

untu

lailah terdengar suara jeritan. Semakin ke sini semakin j

pemilik suara tersebut, aku bergega

amuala

konsentrasi penghuni rumah yang kebetula

yaris semua dari mereka yang kebetulan tengah berada di ruang

ak tertua Mama Yohanna, dengan tatap

ah Bu Afiah untuk kembali menatap lantai, usai memper

ngambil tempat, duduk melingkar ber

nya tam

tampak sibuk dengan candanya masing-masing, semuanya hening. Diam-diam

alian, k

ada yang menyahut. Berapa di antara

engan mer

arah Pak Arkas, suami Ibu Afiah,

juga tidak menjawab. Sedetik kemudian, Pa

gsung diikuti oleh Pak Arkas. Lalu, hampir bersamaan mereka mem

kami sudah berad

dan kain yang dijadikan tirai penutup ruangan dari tempat k

akhirnya aku tahu, itu adal

rit lirih Mama Yohana membuatku tid

a ia membuka cerita. Dari tutur Bu Afiah, ak

malam hari, semakin larut malam jeritan Mama Yohana semakin menjadi. Jerit yang d

enyaya

anyak hal, aku menyela, "Lalu

Bu Afiah. Tampak Bu Afiah s

anya, sambil terus mengawasi Bu Afiah dan P

tuh keris yang ada di balik pinggangku, memasti

t beberapa kali sebut nama kamu. Itulah kenapa kami panggil kamu ke sini, sia

ti saya hal-hal seperti ini!" Aku coba menep

akin kamu bisa membantu

dak tahu apa-apa, kasian. Ibu sudah terlalu

aku mengelak, semakin

dengan I

us dipaksa, meskipun tidak seberapa ya

cara bergantian. "Sebenarnya saya tidak tahu apa yang k

n, izinkan saya masuk lihat

li harus dilihat secara langsung?" Kini Pak Arkas yang angk

h saja, Pak

gizinkan melihat secara langsung keadaan Mama Yohana, sudah

in dalam jarak sebegini dekat? Lalu, untuk apa aku dipanggil

aaf, saya mohon pamit saja k

tuk segera berlalu, ketika Bu Afiah

ebentar!" cegah Bu Afi

ung keadaan Ibu kalian. Tapi karena kalian sepertinya keber

ni, tidak lebih dari apa yang pernah aku dengar dari para sepuh yang pernah ia datangi. Baik untuk mempela

g lebar, Bu Afiah dan Pak

udah mau pergi, tapi mungkin ada sesuatu yang tahan.

fiah mengangkat kepala. P

apas, lalu melanjutkan, "orang seperti Ibu kalian biasanya menyembunyikan nyawanya dalam bungkusan kain hitam. Tanyakan, atau

kertas dan kapur sirih i

ernah lihat?"

fiah memanjangkan jari

lebih seperti itu.

barang itu ada di bawah

itu anti api. Bakar saja terus. Lama-lama nanti dia menya

kenapa?" sam

kalian. Bukan apa-apa, kalau barang itu bersentuhan dengan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka