icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Anak Tersisih

Anak Tersisih

Penulis: sasa yamza
icon

Bab 1 Tradisi yang Tak Adil

Jumlah Kata:1067    |    Dirilis Pada: 07/04/2022

a napas kala ibu kembali mengatakan hal itu pada Dino, adikku. Sesak, ya itu yang kurasakan karena peke

i nonton tv saja, gih!" Ibu merebut bawang yang di tangan Di

lalu dilarang membantu pekerjaan rumah, sementara aku dari usia lima tahun sudah

nita." Aku terdiam, tak tahu kata apa yang harus aku ungkapkan pada ibu. Mengapa harus selalu aku yang mengerjakannya? Tidakkah i

, tinggal di rumah karena harus mengemasi semuanya hingga rapi, selepas itu aku harus menyusul ayah dan ibu ke pasar. Aku tidak

a sekolah itu membutuhkan biaya, dan aku tak

harus bisa kerja di luar rumah juga cari duit!" Kata-kata ibu selalu saja tern

mencari uang. Terkadang aku menangis, iri terhadap gadis kecil lainnya yang bisa bersekolah dengan riangnya. Akan tetapi, aku sadar jika buliran

tanya ibu dengan tangan yang si

ah,

guk. Entah mengapa perasaanku seper

Dino, jual buah ini d

u sudah harus berjualan ke sekolah adikku yang berjarak

mpah berisi buah semangka dan nangka yang siap makan. Mungkin ini sudah menjadi t

elangkahkan kaki yang terasa berat. Sedih, kece

membantu di pasar saja. Aku berhenti sejenak, menurunkan buah dan duduk di pinggir trotoar. Baru beberapa menit aku beristirahat, tiba-tiba saja orang-orang berlarian karena di

ya salah apa? Kena

ena berjualan di tempa

a aparat yang berbadan tegap itu, tetapi mereka abai dan tetap memaksaku

*

tergambar di wajah mereka. Aku sudah hafal, seu

si, sementara bapak memasang wajah yang

isa sampai terjaring razia. Harusnya kamu bilang s

. Mereka yang gak per

ak

ehingga tega melayangkan telapak tangannya pada wajahku. Ia mendelik ta

a, sejak aku berusia lima tahun. Aku merasa mereka bukanlah orangtua kandungku, terbukti dengan sikap mereka y

t mencari nafkah. Aku tak membuang kesempatan, berlari ke lemari dan mengambil beberapa helai baju lalu memasukk

g telah basah oleh peluh. Di pikiranku hanya satu, dapat

berhenti karena menurunkan penumpang. Aku bernapas lega karena tak ada satu orangpun yang memergoki aku kabur, kini tujuanku adalah panti asuha

ya pak supir kala semua

asuhan di

na rutenya, jadi Neng turun di perba

hanya aku, jadi beliau berat untuk mengemudi sampai ke kota. Angkutan pun berhenti, aku mengul

mangkal di seberang sana. Aku merogoh saku, tersisa uang di tangan hanya ada sepul

amun, baru saja kaki ini mendekat ke aspal tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang hing

cont

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka