icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Anak Tersisih

Bab 2 Aku Tak Amnesia

Jumlah Kata:1101    |    Dirilis Pada: 07/04/2022

angan serba putih. Bau obat-obatan begitu menusuk indera p

sku seraya memejamkan mata, berusaha mengi

mnya. Ya Rabb ... mengapa tak kau cabut saja nyawa ini? K

udengar orang mengobrol, tak l

usia tiga puluh tahunan. Seorang lelaki berkepala plontos mengikuti

apa, Sayang?"

dengan sebu

? Tinggal di man

rusaha untuk pergi dari kehidupan orangtua yang pilih kasih. Pikiranku berkecamuk hebat, tirta n

natap mereka. Kulihat wajah wanita itu cemas,

agaiman

a, Bu. Namun, jika dilihat dari kondi

isa menyimpulkan demikian? Padahal ingatanku sangat j

wajah mereka menggambarkan perasaan bersalah yang amat dalam. hatiku terenyuh. Haruskah aku jujur? Jika aku mengatakan yang

ik ini hanya mengalami benturan ringan, jadi i

sebab rasa bersalahnya. Selepas dokter mengatakan demikia

uk di kursi, lalu mengambil sebotol a

meminumnya secara perlahan, lalu bersandar pada

di. Bersyukur anak ini hanya amnesia, bagaimana jika dia meningg

baik-baik saja," sahutnya

gingat siapa dirinya. Bagaimana k

ita itu, nampaknya ini bisa jadi kesemp

... apa adik ini

ita itu beringsut dari tempat dudu

mpertimbangkan kembali l

u gak tinggal

narnya. Jika aku jujur, besar kemungkinan aku akan diantarkan ke rumah orangtuaku. Aku menatap wajah wanita yang tengah berdiri di samping blangkarku, dilihat dari w

aya," ucapku sera

an mendekat d

salah, Sayang. Tante yan

Wanita itu terkejut, pria botak yang sedari tadi dudu

kan saya." Aku tak kuasa membendung tangis, aku p

k amnesia?" tanya l

sebuah senyuman terlu

ahagia, berbanding jauh denganku yang h

u sangat sedih. Kamu

ar pulang saja dengan s

guk, lantas kembal

n pulang, kami pasti bakal antar kamu ke tempat t

ekali tak ingin kembali ke sana. Mereka akan memulangkanku karena ta

a itu, "kamu makan,

ante, tetapi sa

cau. Aku tak ingin hidup dalam kedustaaan, lebih baik menelan pa

h saya meminta

itu,

hkan saya pulang, saya minta

sampingku itu terkesiap, hening beberapa detik, la

mu sudah tak

ngtua saya

kamu mau tinggal

ingin mandiri dan tak mau terus

sud

l bersama mereka. Tak ada satu pun yang aku tutup-tutupi kepada sepasang suami istri ini. Aku

ga, aku hanya ingin terbebas dari mereka

eperti ini masih ada kepahaman seperti itu, Pa. Kenapa orangtuanya begi

enceritakan kisah pilu hidupku kepada siapapun. Setidaknya, setelah keluar dari rumah sakit aku bisa tingga

ng membicarakan sesuatu yang serius. Ah, apapun yang mereka bicarakan bukan uru

utempati, melamun membayangkan kehidupan

u beralih, duduk menyandar dan menatap ke waja

mau kembali kepada oran

han." Mataku membulat, napasku tercekat. Buliran inta

aku sudah menceritakan semua kepedihan hidupku,

cont

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka