Terjerat Cinta Sang Arsitek
nya menari lincah di atas setir seirama dengan alunan musik yang
ah jambu wanita itu tersenyum manis. Kafe di hadapannya te
stiletto hitam sepuluh senti. Perpaduan celana jeans, kemeja putih
dan berteriak memenuhi rongga pendengaran. Bersahutan dengan denting piring dan sendok yang beradu. Net
Kemudian meraup rambut hitam yang tergerai sepinggang untuk dikuncir kuda. Seje
erdegup kencang. Wajah yang putih berseri seketika pucat pasi. Suara s
lang sekarang!" Terdengar
ama Ibu. Ayah ke toilet dulu, oke." Suara p
n siapa pemilik suara itu. Tak diraguk
buku kulit memucat. Dia gemetaran karena kemarahan yang sudah memuncak. Na
saksikan seolah meluluhlantakan hatinya. Wanita itu merogoh lembaran u
n kita b
pipi saat mengirim pesan. Batinnya berteriak. Apa arti kejujuran yang selal
al gas melajukan mobil d
partemen. Dengan langkah cepat dia ke
r
ticia bergegas menyeret koper keluar dari kamar. Wanita
kam seketika memenuhi ruangan. "Kenapa mengakhiri hubungan kita? Kau selingkuh
au telah berkeluarga!"
Bugh
engan amarah menggebu. Pukulan demi pukula
Daniel. Aura membunuh terpancar dari
icia berusaha melepas
de
meja. Seolah tak puas, pria itu menghampiri Leticia
ngan berani pergi dariku!" Daniel memelotot
" Leticia
ek
histeris saat Daniel merobek
entak Daniel saat berdiri dan me
ta itu, dia mengambil dompet, kunci mobil, ponsel, dan kunci
ar di lantai yang dingin, kemeja puti
ahui asal-usul pr
ticia. Apa yang dialaminya saat ini membuat dia
gambil tas yang tergeletak di lantai. Namun, hanya te
itikkan air mata seraya
tan pun tak akan cukup. Sejenak, dalam benak wanita itu terlintas sosok rekannya, dokter Maxw
i. Daniel sungguh tak membiarkannya pergi. Dia mengedarkan pa
ada tiang jendela kamar. Kemudian, mele
erat kain yang menjuntai. Dia terus mendongak, ketinggian membuat wanitabutir keringat membasahi tubuh wanita it
erubah jingga. Dia harus pergi sebelum matahari memancarkan
de
terjatuh dari ketinggian dua meter, dia te
kainya. Wanita itu bergegas pergi. Namun, sayangnya dia tak kunjung mendapat taksi.
ba putih. Dia segera masuk ke salah satu ruangan dalam gedung.
Maxwel, pria berjas putih itu terperanjat m
ticia ringkih, dia berjalan terseok. Pandanga
kas, Max meraih tubuh Leti
napa wajahmu hancur begini, Leticia?" Max mengg
ticia. Dia memasangkan oxygen, infus,
ekejam ini, Leticia?" liri
cia membuat mereka cepat akrab. Terlebih lagi, tingkah ceroboh Let
angit-langit dan dinding yang serba putih. Embusan k
kau akan tidur seharian di ruanganku,"
tkanmu," ucap Leticia dengan lirih seraya menole
kau dikeroyok gangster? Aku akan menghabi
." Wanita itu men
itu? Kita lapor polisi!" ger