Hayu
menemui Hayu dan mengajaknya pulang, banyak hal yang ingin dia bicarakan. Saya
lit
, sepertinya obrolan mereka asyik sekali, sampai-sam
segera menyambut Bisma da
dah datang ke sini, lho. Kamu menyuruhku menjemputmu,
mpakkan kebenciannya. Hayu sakit hati melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Untungnya Candra yang hendak pulang
a janji denganku, kenapa
a dan segera berpamitan dengan Jelita dan Bisma. Dia cukup tahu diri
rasa yang tak bisa di jelaskan dengan ka
biasa. Dia mengepalkan tangan di samping tubuhnya, tak rela tangan Candra menyentuh pund
u!" perintah Bis
amu marah? Memang aku berbuat apa padamu? Ka
kenapa jadi kamu yang seolah-olah ta
nya pada maminya, dia pasti akan terkena banyak pelanggaran yan
marah padamu, hanya saja,
n siapa? Denganku, atau kamu kesal dengan Candra yang bersama sekretarisnya
ali kamu menyentuhnya, aku tidak akan memaafkan kamu, kalau sam
isma. Aku mana mungkin menyentuhnya. Tanpa aku menyentuhnya, aku yakin Tante yang akan
sia kita membicarakan hal yang nggak ada untungnya buatku," ajak Jeli
irannya melayang pada Hayu dan Candra. Apa yang sedang mereka lakukan saat ini, memikirk
engkeramannya pada setir mobil, membuat sesuatu di dalam hatinya perih. Mencintai memang menyakitkan, ta
u kamu memikirkan dia sebaiknya antar aku pulang atau antar aku ke rumah
tar dan memfokuskan kembali pandangannya pada
m, kamu mau makan di mana? Atau aku yang menentukan tempatnya, cuma ak
, jadi apa salahnya kalau mereka makan malam di tempat dengan vi
na begitu indah dan menarik, jangan lupakan ada live music
g dia berikan, segera Bisma melajukan ken
Bisma terkejut, mereka melihat mobil Candra berad
lihat bodoh di antara kalian. Jadi kalau kamu merasa nggak sanggup melihat Hay
apa sekarang mendadak sakit hati, takut kalah saing den
nkah kamu sudah tahu kalau aku menyukai Hayu, jadi kamu
masuk ke dalam lounge and bar, dilihatnya
dirian, apa mungkin Hayu ke toilet. Sepertinya aku me
sudut yang tak terlihat oleh Candra. Jelita yakin, Bi
, juga dua gelas Margarita. Bisma masih saja mengawas
a, ada kelegaan di hati Bisma. Dia pikir Hayu sudah mengkhi
uh kebetulan yang tidak di sengaja, kenapa bisa kita bertemu di sini? Apa mungkin karen
mu mau," tawar Jelita pada Candra yang ma
ian di sini, jadi sebagai kawan, tentu saja aku menyapa kalian. Ngomong-
am
samb