Anything For You
-masing, keduanya membisu, meski sesekali, Andre mencuri-curi pandang ke arah Adriana
ke sana buat ngurus display sama disuruh bawa banner plus nyari tukang buat nempelin
la, manggut-manggut tan
ni menghentikan kegiatannya. Rambut berwarna merah dan panjang itu selalu mencuri perhatiannya, ada rasa yang sulit dikatakan oleh hatinya ketika melihat Adriana menggerai kem
alas dia menjawab, "Oh sekarang 'gue' sama
esal. "Iya, sekarang 'gue' sama 'loe', ada larangan gitu kalau aku
n pekerjaan kamu, u
tu, cuma sekadar pemberitahuan.
dre. Gemas melihat ekspresi Adriana yang manyun-manyun, sembari mendelikkan kedua
au ngante
ak. Jalan
ouldn't asked
emegang beberapa berkas. Wanita paruh baya berambut pendek dengan highligh berwarna putih di tiap helai rambutnya-alias uban-membetulka
nyum getir mendengar jawaban Adriana yang spontan tanpa
agus," ujar wanita
gus apa ya? Kok feeling saya be
ct di Bali. Ehmmm ..., tiket yang ada di kamu, Ndre, itu nanti kasih ke saya, mau diubah tanggalnya, harusnya kan lusa, nah jadi besok berangkatn
Bu, kerjaannya boleh saya bawa ke rumah?" tanya Adriana sambil cengar-cengir kuda. S
mbantu kamu. Oh ya, Andre, hari ini temani Adriana ke Mampang untuk ubah display dan pasang segala macam buat diskon gede-gedean. Sekalian kasih tahu SPG sama SPB di toko, promo apa saja yang akan
, dan senang memakai rok di atas lutut itu terkadang memberikan tugas yang bisa membuat keduanya mual-mual mendadak dan mengala
g. Kayak gitu bukan disyukuri, perusahaan tuh membayar semua akomodasi kalian selama
mungkin saya bisa enjoy, ini kita berdua lho, berdua! Saya sama Si
ngan saya dulu." Mariana tak memedulikan ocehan-ocehan Adriana, dia meninggalkan ruangan keduanya sambil melenggang santai. Peduli apa, buatn
menyenangkan. Sarkasme berlebih, belum lagi kelakuan Andre yang membuatnya sakit kepala, dan hal menyebalkan lainnya, apa mungkin dia bisa bertah
e datar, kedua tangannya sibuk merapi
at? Aku belum mempersiapkan ba
ggal bawa aja. Makanya jadi cewek bisa mengat
boh, juga hal-hal buruk lainnya?" Adriana menggebrak meja dan berdiri, tensi darah mendada
h deh. Apa yang aku omong selalu kamu anggap sebaliknya, kamu
. Ayo berangkat sekarang! Gerah aku lama-lama
wajah Adriana yang memerah karena kesal. Dia menunjuk ke
*
t, tak ada yang mau mengalah, bahkan kendaraan umum seolah ingin merajai jalan besar yang sudah sangat padat, bahkan sulit unt
dari satu mobil ke mobil angkutan umum lainnya, menawarkan jajanan, barang-barang murah, sambil sesekali berteriak mempromosikannya. Adriana melem
nyu
banget sih kamu, Adri. Tolong
dah saya buka, ehm ... rokoknya sekali
Mbak. Enaknya punya asisten kayak begini,
lakannya-"jangan manja, nggak cocok sama mukamu yang dingin kayak gitu mau manja-manja. Duh,
engeluh. Kamu
memangnya mau
ku senang banget membuat gambar, mendesain sesuatu semauku, dan aku
rusan yang mereka ambil sewaktu kuliah dulu. Andre yang pendiam, senang berkutat dengan kesibukannya sendiri, dia ingat Andre pernah membuat sebuah sketsa wajah miliknya dari pe
re tiba-tiba, dan Adriana tahu, Andre tak bersikap nyinyir, kal
api kenapa kamu meminta
jawab Andre asal. Pernyataan barusan membuat Adriana ingin menam
mau bantu kamu. Semoga mimpimu ngga
, kamu harusnya mendukung, dong. Kan, kalau kita punya
senang main perintah," celetuk
g sama kamu. Hmmm... Adr
Y
ak ada maksud bertanya apa-apa kayak gini. Apa benar, setia
i dan kesal itu muncul begitu saja. Entahlah, aku juga nggak mengerti, kenapa bisa seperti itu
ya, mau cari yang bi
ak kemacetan, meski mereka harus meyeberang untuk mencapai toko tersebut. Adriana merasakan lapar yang teramat sa
i hari, sekarang sudah mulai malu-malu dan berwarna kelabu. Andre sudah memarkirkan mobilnya di
erhentikan kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya. Adriana tak sadar sebuah motor ninja berk
n mendekap Adriana dengan tangan satunya. "Goblok! Nggak punya ma
cepat, tak bisa membayangkan jika saja Andre tak menar
sambil terus menyeberang jala
t di leherku tak perlu menegang setiap saat berbicara denganmu. Terny
ai di depan toko roti. Andre langsung melepas dekapannya di bahu Adriana, dia bar
s ya, kamu mau ikut ma
tar lagi mau hujan, aku nggak mau hujan-hujanan di tengah kemaceta
, ba
nnya, satu tangannya mengeluarkan handphone di dalam saku kantong celana kerjanya. Beberapa SPG di toko sebelah mencuri-curi pandang ke arah Andre, Andre d
n menggeliat man
ndesah d
. raguku
udi hadir di dal
tak pernah be
ng lalu yang sebenarnya membuat dirinya sakit setiap Adriana mengatakannya, sehingga ragu selalu menyerang dirinya. Andre tak pernah memperbolehkan Adriana untuk menambahkan dirinya di daftar pertemanan di facebook miliknya, sejuta alasan dibuatnya; jarang dibuka
ri," gumam Andre pe