icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dilamar Tuan Duda

Bab 6 Hasil Autopsi Hanna

Jumlah Kata:1034    |    Dirilis Pada: 21/03/2022

ra, hal itu supaya Cyra tidak terlalu memik

ja, Maya, karena banyak yang harus k

emudian mengajak

ante bacain

u!" seru Cyra bahagia

'Putri Tidur dan Pe

njang kecilnya yang berwarna pink. Maya membacakan buku dongeng den

an melihat Cyra sudah tertidur lelap. Maya menutupi tubuhn

mpir waktu jam makan siang. Ia bergegas keluar dari kamar C

ya." Bi Ina terkejut

aja di situ. Nanti bajunya kotor," sa

ak juga. Saya bantu bersihkan sayur

kesukaan Pa

yang dibuat Bu Hanna, Neng. Em

awab Maya dengan menaikk

gotori baju Maya. Lantas, Maya yang selesai membersihkan

nya di meja makan. Bersamaan dengan Rain yang keluar dari ruang kerja s

ngnya sudah sia

ik ke arah Maya, sambil menyipitkan kedua matanya

a liat Bi Ina masak, jadi

meja makan, Maya mencoba

n melirik dan bingu

gkasnya mencoba men

n menuangkannya ke piring Rain. Ia hanya diam melirik kelakua

tangkasnya, karena

Maya, Pak," tukas Bi Ina

ak? Atau ada yang kurang?" cecer Ma

ditelan," katanya dengan a

kembali ke kantor. Saya mau i

*

menyeruak ke dalam kamarnya. Saat semalaman memikirkan apa

pintu kamarnya. Namun, tubuh

Pa," ujarnya merajuk sam

nyamanan tidurnya demi menemani putrinya bermain. Ia p

bermain di teras. Ia pun mengambil ponsel yang tergeletak d

udah keluar. Apa bisa datang ke rumah sa

segera ke sana. Teri

iri ke posisi jongkok agar bisa menatap Cyra lurus. "Cyra, main sama Bi I

d, Papa ...," rajuk p

Perasaannya ingin menangis, tetapi ia harus selalu m

Cyra. Mau Papa baw

want strawberry ice cream!" serun

i Cyra dulu, ya. Saya ada urusan," paparnya pada asisten ruma

atir," jawab Bi Ina ser

i," tuturnya sambil mengendus baju y

a sambil sesekali menggelitiki Cyra. Tawa riang Cyra sudah t

tu jalanan sudah cukup lengang, terik matahari masih malu-malu untuk men

ebal, keluaran brand Christian Dior

kilometer perjam. Walaupun pikirannya gelisa

rumah sakit. Seorang pria turun dengan rambutnya yang kali ini

ndang padanya. Tanpa memedulikan sekitar, ia segera naik lift menuju

in," ujar Dokter Niko

?" ucapnya dengan suar

obek di kepalanya dan ada bekas je

umpalan tangannya dan menepuk-nepuk dengan tel

m akhirnya terjatuh di lokasi. Anda haru

terlintas di benaknya adalah ... Angkas

g yang harus saya temui. Terima kas

a, Pak," sahut Dokter Niko sambil berjab

kunjung diangkat. Berkali-kali ia mengulangi

u

ang wanita yang ba

anpa disadari sambungan telepo

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka