Dilamar Tuan Duda
pa disadari sambungan telepon
ake ma-" ucap
kejut dengan seseorang ya
tanya Rain pada gadis ya
n uru
u!" paksa Rain samb
na!" protesnya sambil berusa
!" pekik Rain tanpa m
Aku gak bisa
atap gadis yang lengannya masih dalam genggamannya itu. Ia mengangkat satu jari tel
, Bodoh,"
! Aku mau mengunjungi temanku di situ," ucapny
h. Aku tunggu di sini," sahut Rai
wab teleponnya. Tapi, gara-ga
ang ditujukan untuk Angkasa.
menyeruak keluar dari kamar pasien kelas VIP ber
menyenggol-nye
, dong!" bisik Rosi. Sementara, Emil sud
lan. Dia cuma kuli. Na
ku lihat wajahnya aja ud
an dari Sea. "Saya Rain," ujarnya dengan
l dengan mata berbinar-binar sambil mengepa
sedangkan Sea mengernyitkan dahinya dengan keanehan
takut mengganggu pasien," tegas
sambil mencuri pa
tangan Sea mendorong tem
ocah ABG!" deca
aya pegal karena lama ber
tu banyak bangku kosong!" tunjuk S
waktu lagi," paksanya kemba
ya saat ini yang jauh berbeda dari sebelumnya. "Dia tampak m
engan Rain ke mobil yang berbeda dari sebelumnya. Dirinya semakin terp
ya, masih ada orang yang pinjamkan mobilnya ke orang se
an berisik!"
sekali melirik pada pria di sampingnya tersebut. Pen
Dengan balutan jaket dan celana jeans, tubu
kamu naksir!" celetuk Rain ya
kan. Itu ada selai strawberry di a
lantas menyeka kotoran sisa sarapan t
tanya Sea yang samar
anyak tanya
rcakapan antara mereka lagi. Sampa
a. Ia dan gadis yang tadi bersamanya menghampiri bersamaan de
k." Rain melontark
n dengan Rain. "Kamu lagi apa di sini?" tanyan
u t
at tak bisa menghubungi Anda. Jadi, saya menga
adi saya ada sidang lanjutan. Ngomong-ngo
aya beritahukan.
e lokasi bersama tim, ada yang mau
begitu kita ber
*
ujar Rain sembari menyerahkan secar
sa. Bisa jadi sudah direncanakan dan ada tand
tak mengerti,
mengusut siapa pelaku sebenarnya," ucap Angkasa
angan lain selain
at mengontrol CCTV sementara, yang nantinya akan digunakan s
ruangan itu, yang di
ncinya?" ta
a!" sentak Rain yang mengejutkan Angkasa dan adiknya.
anah!" ketusnya pada orang-orang yang
nya untuk mendobrak p
aa
ghantam dinding. Tim Angkasa m
njadi alat untuk mengikat Hanna, lakban hi
ang diduga digunakan oleh si pelaku. Sorot matanya menyiratkan kerinduan
ia merasakan ada telapak tangan yang menepuk-nepuknya dari belakang, membuatnya
ngan satunya mencengkeram rambut. Isak tangisnya menyeruak tanpa s
barang bukti ke dalam plasti
ini dan menyelidiki
kasih, Pak Angkasa," jawabnya dengan suar
" terangnya sembari men
menyelimuti Rain bersama sendu dan pilu yang masih menggebu. Ia terduduk di kursi
ya menyentuhnya lagi. Menepuknya perlahan b
engalihkan pandangan pada si pemilik telapak tangan. Ia b
utuh-tempat-bersandar," uc