HATE BEING A RICHMAN
n pemukiman elit di kota Kosmho. Jalur terakhir yg dilewati menuju ke seb
!" Tuan Mahendra kemudian beringsut bangkit
ngkah Mahendra deng
eristirahat saja di kamarmu." ucap Mahendra seraya berjalan ke dalam menuju kamarnya
Tsabit sambil membungkukkan tu
liki ruang pribadinya sendiri, jadi kau pasti sangat betah bekerja d
ggung, dia tidak tahu harus m
aku kepala pelayan di rumah
i Nori." ucap Ts
a ini, menurut kepala pelayan itu, jika Tsabit diajak langsung oleh Tuan Mahendra, maka dip
diajak beliau langsung maka aku pastikan ruangan ini layak untukmu." Bibi Nori ber
erimakasihnya pada Bibi Nori yg sudah menganta
sudah sangat larut, maka baru besok aku akan memastikkan semuanya sudah pan
sih." Tsabit kemudi
rsyukur karena kini dia memiliki ruangan pri
" tekad kuat Tsabit terbersit sebelum kemudi
rolahraga sebentar dengan berlari mengelilingi rumah besar milik majikannya itu. Tsabit tak akan mengir
ran disini." suara seorang sekuriti komplek ter
a hanya berolahraga saja pak, saya dari ruma
ngaku!" seorang sekur
kesini tadi malam pak." Tsa
dengan bawa-bawa nama Mahendra, kamu tahu enggak siapa dia? Dia
ug
ajah tampan Tsabit yg seket
oleh dua sekuriti itu menuju ruang
n pos sekuriti itu. Ketika seseorang muncul disan
ria yg menjadi supir Mah
agi dia udah keliling komplek." ucap s
gi pekerja disini kan memang enggak ada yg waja
hu apa-apa." Supir Mahendra
Tapp.
atu menghampiri rua
u pak." Pria yg baru datang itu segera mengha
a tambun bernama Joko yg baru saja
sambil menyiapkan kunci borgolny
!" Joko berbisik tegas keti
le
dengan apa yg terjadi. Namun ucapan pimpinan mereka itu cukup menginti
Tsabit kepada pria yg ki
Beni sambil tersenyum sim
kediaman Mahendra yg berada dipuncak. Mereka men
menikmati udara pagi ini." ucap B
jawab Tsabit s
lewati jalanan ini dengan berjalan kaki seper
pagi akan saya temani pak
sampai kerumah. " ajak Beni sambil m
mengikuti langkah
dengan pemandangan pagi yg masih dihiasi embun dibeberap
ersengal sengal Beni kemudian meny
t." timpal Tsabit sambil mengac
ua ini sudah kehilangan banyak." u
alkon sepasang mata terus mengamati
jika Tsabit adalah puteraku dengan Mila. Aku akan memastikkann
gat ingin memeluk puteranya itu, namun entah bagaimana Mahendra dapat mempertan
esalahan dimasa lalunya. Kini, tubuh rentanya yg sudah rapuh dan sakit-sakitan dengan banyak penyakit di
abit, Beni dan Tsabit telah bergegas untu
r untuk kursus mengemudi hari ini
egera bersiap." jawab Tsabit s
uang makan." ujar Beni kemudian
, dalam hatinya Tsabit merasa sangat gembira da
*
t bac
a simpan k