Kuakhiri Dendam Ini
bar yang saya kirim." Jangan sampai Amir salah mem
asuk ke area bandara Soekarno Hatta. Dirinya harus mengambil gambar cepat, sebelum lelaki itu me
an. Harus sama persis
Boss.
mir menyatakan bahwa gambar yang diterimany
operasi ini. Uang muka sebesar 50 juta sudah diterimanya pada sebuah transaksi penyerahan tas di pinggir jalan raya Taman Kota, Bumi Serpong Damai. Tas warna hi
bila misi selesai tanpa cacat. Tidak sulit baginya
*
ekrutnya, dirinya hanya menunggu instruksi, tidak boleh bertanya, kerjakan saja. Santoso kembali mengamati
li!" Santoso
i Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Rumah bercat putih
lang sore. Semua rute yang dilewatinya, sudah dikuasai dengan baik oleh Santoso. Beber
ni, di
ediaman wanita itu bersama Amir, menjelang malam. Tidak mau gegabah, mereka
a. Baru satu jam lalu, wanita itu sampai, setelah perjalanan macet dari Bandara menuju
sejak dua hari lalu, saat Amir menyamar sebagai tukang service AC. Bi Sri-assisten rumah tangga-menurut saja saat Amir meng
sedang berada di lantai dua
dirinya membopong wanita mungil itu ke luar rumah dan memasukkan tubuhnya ke mobil yang telah diambil Amir dua menit sebelumnya. Hanya
meja tamu. Kertas yang sudah disiapkannya sejak dari kontrakan. Santoso membalut tangannya menggunakan syal
abaya, papa kecelakaan. Mungkin agak lama, sekali
nya tidak
*
pingsan, tetapi Santoso mas
rakhir yang diingat Santoso. Bayangan uang banyak akan segera dite
udah mengikat tangan dan melakban mulutnya, hingga ti
engan suara tertahan namun saat ini hati nurani Santoso telah mati. Lagipula, ini bukanlah
text dari pengirim tan
kar
n dari mulut tertutup itu, tidak dipedulikannya. Hingga tidak tampak adanya nadi berdenyut di leher
sekali. Ckk!"
an ada jejak
yang, di
s utama sesuai perintah. Jangan sampai
n hati-hati dalam pekerjaannya. Dan itulah kunci l
ng berat. Santoso membersihkannya, lalu membungkus mayat wanita i
itam, yang dibeli s
yang terkena darah. Walau mereka hanya tinggal be
en yang tepat untuk menukar koper itu. Informasi tentang kedatangan
n sampai kelewat. Waktu kali
datangan. Sementara Santoso berdiri di seberang jalan dekat mo
a. Maklum saja, semua orang yang lewat juga dengan penampa
ng ditun
sejenak. Membuka tas kerja dan seperti mencari sesu
arta Pusat-temannya-agar menghubungi nomor ponsel Barry.
Ya mereka hanya
alan dengan cepat dan tergesa-gesa menubruk bahu Barry seakan tanpa sengaja. Santoso meminta maaf dan berlalu ke arah kanan. Saat itu, pegang