icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kuakhiri Dendam Ini

Bab 4 Identitas Wanita di Koper

Jumlah Kata:1013    |    Dirilis Pada: 21/02/2022

uh gemetar. Semakin lama koper itu berada d

askan pandangan sedikitpun dari

polisi." Pelan

mmmm jang

. Nisa nggak mau mas,

sa. Mas harus b

elas kasus kriminal. Kita harus lapor

ng tunggu dulu!

pernikahan kami, Mas Barry m

itu?" tanyaku, dengan d

engan sabar, untuk sebuah pengakuan. Ya, aku

tampak takut dan sedih?" Aku ikut berlutut di lantai, menggeng

us lapor polisi mas. In

a ... dia .

p Barry tidak mengenal wanita itu. Tapi siapa yang bis

, harus kuteri

.. tem

yang menggenggamnya, ada sakit menyeruak

alnya beberapa waktu lalu

pa yang akan terjadi nanti. Kebohongan yang dit

untuk menutupi raut marah. Dalam keadaan seperti inipun Mas Barry m

suami, bukan karena aku tidak mengenal wanita itu. Tidak, aku mengenalnya dengan baik. D

*

mpat makan siang, tidak jauh dari kantornya, ketika itu. Informasi tentang Amanda

ntal berkulit putih, mata bulat hidung mancung dengan pipi tirus. R

memeluk wanita memuakkan itu, lalu mereka a

uak

urkan tangan untuk menyalamiku. Seolah apa yang dihadapinya bukan hal serius. Teringat perkataan seorang teman, wanit

u nggak cinta, mana mungki

an melepaskan Barry dan

kedua jari yang dilengkapi cincin berlian i

aku merobek mulut manis bergincu merah itu. Lalu menjambak rambut panjang indah

punya anak dan istri. Masih banyak laki-laki single di

i akan tetap mengejar saya, jadi bukankah lebih baik tetap jalan aja. Saran saya, mba perbaiki di

g di sekitar kami, terpaksa ku

ukan itu salah. Mundurlah sebelum kita semua tersakiti. Bila kau masih

pernah menyesali setiap keputusan yang saya ambil. Kami baik-baik saja, Mba. Saya akan tetap berhubungan dengan

tu itu. Kecuali kamu punya nyawa cadangan!" Akhirnya kesabaranku hilang

lau Barry tau soal ini? Apa mba p

aja, kasi

Barry akan baik-baik saja bil

mempertahankannya tetap terlihat baik. Sebaliknya, b

nciut dan takut. Tapi aku salah

Barry menginginkan saya. Bukan malah ancam

ngaja aku menggantung ucapan, untuk memberikan efek kejut. Dan berha

maksu

ak tau?" Aku t

kup! Apa m

ar matanya. Aku tersenyum penuh kemenangan. Sudah saatny

diah spesial buat kamu. Setelah kau hancurkan hidupnya dan anak lelakinya. Sa

ggil, saat aku beranjak cepat meningga

n suara percakapanku dengan Am

*

ng kecantikannya sempat membuatku iri. Tidak tampak lagi kepongahan di wajahnya, yan

nya Amanda. Kau tampak sangat

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka