Ragu yang Berujung Temu
g bakso Bu Nani?" tanya Kh
tidak mungkin melupakan aj
brolnya kita tunda lain kali aja. Aku nggak apa-ap
eseruannya udah berbeda. Lagian kita bisa sekalian
iberi bandul pita berwarna merah marun kepada perempuan yang sedang menunggunya di gerbang sekolah. "Ini kunci kelas
sahut Kholifah sambil tertawa kecil sebelum
Kholifah betah berlama-lama di sana sekadar untuk ngobrol ngalor-ngidul atau membahas sesuatu yang bersifat serius, walaupun warung bakso memang identik dengan keramaian. Sebagai pemilik, Bu Nani memang tidak pernah keberatan bila mereka berdua datang wal
senyum gitu?" selidik Kholifah ketika me
cuma bilang kalau tadi p
ang ditunggu-tunggu kesampaia
rumah tangganya. Mikha hanya sering bilang kalau dia ingin dicium sebelum suaminya berangkat bekerja, sesimpel itu. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya, Mikha ingin sekali mengatakan betapa masih banyak keinginan yang didambanya. Namun, dia juga tahu jik
ifah masih tersenyum lebar saat membayangkan betapa harmonisnya rumah tangga Mikha. "B
udah tau kalau aku pengin banget p
nggak sempat dong ngelakuin hal sepele seperti itu pagi-pagi. Aku maklumin dia, kok." Mikha benar-benar terlihat baik
nyak topik yang mereka bicarakan di warung bakso Bu Nani. Mikha juga banyak belajar dari Kholifah, termasuk sikap untuk senantiasa memperlakukan suami dengan sebaik
ak Mikha yang baru sadar jika mereka
gan. Rumah mereka memang berlawanan arah, tapi tidak ma
i jalan. Ini udah waktunya dia pulang buat makan siang," tolaknya
eberapa potong gorengan yang mereka habiskan. "Punyamu sudah aku baya
ah Kholifah melajukan motornya. "Maaf, aku sudah berbohong. Aku harus menyimpan aib rumah tanggaku walaupun ingin s
as untuk menemukan cara agar suaminya bisa memahami keadaan rumah tangga mereka. Bahkan bila saja ada penjambret yang ingin mencelakainya, itu akan sa
akson kendaraan dari arah belakang membuyarkan pikirannya. Sontak saja Mikha menoleh dan mendapati mobil milik suaminya mulai mendekat. Mikha yang hafal dengan pelat mobil itu bisa sedikit bernapas lega. Akhi
nggak usah pulang!" ucap lelaki itu d
engar ucapan suaminya. "Ini ngga
emua ini bakal jadi bahan pertimbanganku buat kamu. Ap
nya. Tentu saja Mikha tidak siap jika harus menjadi janda walaupun tidak menutup kemungkinan akan ada lelaki lain yang mau menerima keadaan dan bersedia menikahinya.
a. Sedangkan Mikha hanya bisa menunduk sambil terisak pada sisa-sisa perjalanannya menuju rumah. Sekarang yang Mikha ingin hanyalah segera menceritakan semua keluh kesahnya kepada Allah. Dia tidak ingin