Ragu yang Berujung Temu
dengar ramai, Mikha su
g masih sedikit buram, lalu dia melangkah menuju kamar mandi. Mikha mengambil wudu dan berniat menunaikan salat tahajud. Perempuan yang masih
ah, Mikha?" Aku yakin kamu tahu kew
e celah-celah rumah dan Mikha baru menyadari kesalahannya. "Maafkan aku, Mas. Jam di kamar ternyata mati," sergahnya sambi
Ini kali pertama bagi Mikha berpenampilan tidak rapi di hadapan suaminya
terlambat. Itu tidak mengapa dibandingkan tidak menjalankannya dengan sengaja. Pagi ini Mikh
pagi." Entah datang dari mana, sekarang lelaki itu sudah berdir
ci ada di Feb
bri-asistennya. Entah mengapa hati Mikha jadi gelisah, ada ketakutan yan
kan kening. "Jangan berpikiran macam-macam karena yang patut
gigih dan lebih agresif demi mendapatkan perhatian suaminya. "Mas ...," panggilnya lirih. Mikha mengikuti lelaki berkemeja biru tua
nya hal yang bisa dia lakukan untuk menghindari tatapan suaminya. Mata Mikha mulai berkaca-kaca karena merasa akan mendapatkan penolakan lagi
dak sedang bermimpi, kan?" Hati Mikha terasa jumpalitan setelah menerima perlakuan tak terduga it
kamu. Tapi kamu juga harus tau kalau yang baru saja
ikha terkikis. Perempuan bergamis itu kembali m
patkan yang lebih indah dari apa yang
hatiku dari
ngan pelan. "Aku pamit, hati-hati kalau ke sekolah, Sayang." Kemu
ni," lirihnya, jelas suaminya tidak akan mendengarkan
Dia masih euforia dengan usapan lembut di kepalanya yang
kehangatan yang terbentuk, kehangatan yang tidak pernah dia dapatkan setelah berstatus sebagai
bersemu merah saat mengucapkan kalimat i
bayangkan keterkejutan Kholifah membuat Mikha menjadi semakin bersemangat. Dia pun mempercepat rutinitasnya sebelum berangkat ke sekolah. Jam pada ponsel m
a di taman kanak-kanak sembari kembali mengenyam pendidikan PGTK secara online. Bukan tanpa sebab mereka menjatuhkan pilihan untuk mengajar TK. Baik Mikha maupun Kholifah mengaku bila hati mereka terasa lebih tenan
la Allah, laa haula wa l
i sekolah memang tidak terlalu jauh dari tempatnya tinggal, mungkin hanya sekitar dua belas menit jika ditempuh dengan jalan kaki. Suaminya
iak seseorang d
itu. "Assalamualaikum, Salwa tidak diantar Ibu?" Mikha langsung menyambut Sal
ang," jawab Salwa cepat sembari mengecup punggung tan
alwa berangkat
puan cantik yang ada di sisinya itu. Salwa jelas tidak tahu bagaimana perasaan ibunya yang harus menghidupi dan mengurus putri secantik dia seorang diri. Yang Mikha ketahui, ayah Salwa sudah d
jarang bertemu Ay
a?" Salwa menarik telapak tangan Mikha dan menangkupkannya pada wajahnya sendiri seakan-akan dia ingin mendapatkan perhatian lebih dari gurunya itu. Atau, mungkin dia me
ang salihah," pujinya, lalu merek
ga dan berbagai jenis hewan dengan ukuran besar. Dengan penuh semangat, Salwa melangkah sa
apkan. Salwa memang benar, Allah memberikan ujian karena Dia
," ucapnya lirih. Kemudian, dia mencoba
rbincangan singkatnya bersama Salwa telah membukakan jalan baru dalam pikirannya, dia tidak akan menyalahkan takdir. Mikha yakin hidupnya tidak akan seburuk apa yang telah dia bayangkan sebelumnya. Bagaima