The Ceo's Wife
rmaksud merebut pekerjaanmu ini
hanya mengerjakan perintah dari tuan bes
era mengantarkan bubur ini
kah dicegah oleh Nina, "A
ika tuan Bram bertanya siapa yang memasak bubur ini, kat
atap Nina heran, "memangnya a
dia tidak akan mau memakan bubur masakanku, karena tuan Bram s
gguk dan segera naik t
, melayani suaminya sendiri walaupun Bram sendiri tidak mempedulikannya. Nina
ertubuh sixpack dengan menggunakan kameja abu-abu polos, lengan kameja di gulung sampai siku terlihat jelas kulit putih bersihnya dip
ik." sapa
ini tidak asing, bukankah dia Dokter
er Robert melambaikan tanganny
sapa Nin
u aku sangat tampan." puji Dokter Robert
"kau dokter Robert bukan, yang merawat t
tau dari mana namaku?" ucap
tuan Alex menyebut
oh riah sambil menganggu
antu tuan?" tanya Nin
ana keadaan Bram?" tan
baik, dia berada di kamarnya
pan buburkan?" tanya
an." ja
panggil saja Robert." jelas Dokter Robert tersenyum
bert, saya akan membuatkanmu ko
yah? kenapa kau memanggilku
angan terlalu manis, dan sekali lagi jangan panggil
nis. "astaga dia sangat mani
ya dengan sebutan pak atau tuan, tapi dia tidak merasa nyaman j
Robert." sa
apa Dokter
saya bantu Dokt
tamu sekalian melihat keadaan B
ke kamar tuan Bram
hanya menunggu kopi yang dibuatkan salah s
saya tinggal sebentar karena a
" ucap Dokter Robe
ng memakai pakaian khusus pelayan berjalan ke ar
sambil meletakkan secan
." ucap Dokter Rob
ma." bal
kinya kembali ke dapur, lan
kter Robert pada Nina yang baru
mbali ke dapur
ku di sini?" tanya Dokt
bekerja." ja
mu masih banyak?"
menandakan pekerjaanny
mengobrol denganmu."
m dan bingung, ia juga merasa canggu
Dokter Rober
erjaanku nanti tuan Bram memarahiku karena
lu kejam pada semua pelayan?" tanya Dokter Robert,
m memarahimu nanti aku akan menjelask
itemani siapapun karena tuan rumah sedang sakit. Nina langsung menduduki bokongnya di sofa emp
di minum,"
rima kasih." ucap Do
erdua berdiam, Dokter R
kerja disini?" tanya
lan." ja
guk, "kau berasal dari mana
" jawab Ni
u merantau." ucap Do
anya demi bekerja sebagai seorang pelayan di ibukota. Nina hanya tersenyum menangga
meletakan cangkir kopi yang baru saja di minumnya. Nina menggele
bahan raut wajah Nina, wal
ucapanku Nina?" tanya D
n kepalanya, mena
" jawab Nina kemudian, berusaha
cita Nina." ucap Dokter
ang membuka suara. Nina sendiri masih bingung har