The Ceo's Wife
arus setiap hari dilakukannya. Pagi-pagi buta dia sedang sibuk berkutat dengan pera
Ia tersenyum kecut mengingat takdir yang menimpanya, bagaimana tidak seorang pria bukan l
ampai harus menjadi pembantu di rumah suami sendiri. Tanpa kenal lelah dan
engan seorang CEO perusahan terkenal di ibukota Indonesia, beta
gelisa, takut, Nina tetap memberanikan diri berhadapan langsung dengan suaminya. Perasaan itulah yang tak hentinya Nina rasa
pintu, "permisi tuan, sarapan pagi sudah siap."
u kamar di putar menampilkan sosok pria tampan bermata biru, dan wajah yang datar dengan pakaian
bibir pria tampan itu. Ia berjalan tanpa menoleh sedikit pu
nghadapi sikap dingin sang suami, tapi masih saja ia merasakan sesak di
mi dengan sebutan tuan? Nina sendiripun juga bingung, ingin sekali ia memanggil sang suami dengan sebutan
si dan langsung mendudukinya, ia makan dala
masing, sedangkan Nina sibuk memperhatikan
ain,?" tanya pria tampan yang sedan
Nina kalut segera perg
ebagai istri sirihnya, ia tak menyangka mengapa bisa me
utama rumah. Tiba depan rumah ia masuk ke dalam mobil sportnya dengan menyalakan mes
rkan suaminya setiap hari pergi bekerja layaknya istri pada umumnya, dia juga ingin menyium punggung tangan sang suami. air matanya mengalir dengan deras dan diiringi isaka
ngin sekali lari dari rumah ini, rumah yang begitu mewah dengan pantas disebut mansion bak istana. Tinggal di rumah ini
sbac
i bantu alat pernafasan dan dipenuhi darah di tubuhnya. Dia adalah tuan besar Hanson Smi
r juga beberapa Perawat. Setelah keluar da
da pihak keluarga Pasi
sempat menemukan Pasien tidak sadarkan diri di jal
i pihak keluarga pasien, terima kasih sudah
imana dengan keadaan pasie
nya, pasien kekurangan ba
g terbaik Dokter selamatkan dia."
n mediang ayah dan bundanya, begitu
ya di dalam sana. kedua orang tuanya tewas akibat kecelakaan lalu
melakukan yang terbaik untu
keluarga pasien.'' perintah D
un segera pergi m
k darah yang sama dengan darah pasien.
asien. "halo selamat pagi, betul ini dengan keluarga tuan Hanson Smit
gan siapa?" jawab
in menyampaikan bahwa tuan Hanson men
erjadi?" tanya Bram terkej
ndukungnya dan membanggakannya ikut meninggalkannya, dan pergi menyusul sang istri ibu Parcelia Huston. Tak di rasa sudah
Pak, kami akan menjelask
mah sakit sekarang
i atas meja kantor, dan berlari munuju parkiran pejabat Vvip. Tiba di parkir
emana kau?"
u." perin
akah kau lupa kita akan mengadakan meeting pa
emuan hari ini
dalam pikiran Bram hanya sib
eritahukan pertemuan hari ini harus di batalkan. Setelah me