Sang Putri Mahkota
wasiat yang ditulis oleh mendiang kakeknya, bahwa diumur 19 tahun, dia akan naik tahta. selama dia belum memenuhi syarat i
di tengah laut dan menjadi pemberian tuhan yang patut disyukuri, entahlah. pantas saja hidupnya selalu asin. Nama boleh bagus dan terkesan mewah, tapi berbanding ter
*
h jelas, ingin mendatangi laki-laki serius berwajah datar yang sedang asyik membaca bukunya. b
dak melihat itu. oke, mungkin Sairish yang buta, tidak bisa membedakan mana laki-laki tampan dan mana
aki yang gampang di dekati hanya dengan wajah cantik dan body aduhai saja. Dan yang paling penting, ini yang paling penting kata Adena, Sean itu udah suka sama satu cewek anak Manajemen Bisnis yang sekelas dengannya, tapi sayang
nya yang sedang asyik membaca buku terjengkit kaget, Sairish yang melihat itu
nya, menimbang-nimbang kalimat apa yang pantas dia ut
t. kali ini pandangan ketus yang Sean berikan. Tapi kemudian, dia kembali
setelah kode-kodenya dari tadi tidak be
il menaikkan sebelah alis
engangguk
a a
au nikah sam
membulatkan matanya. terlihat sekali raut terkejut dari laki-laki tampan disebelah Sair
bawa aku ke kondangan." Sairish menampilkan senyum manisnya
gar perkataan Sairish. laki-laki itu memandang Sairish dari atas hingga bawah, lalu kembali ke a
. gila
ngga, aku waras kok.
o ngajak gue nikah." Sean bertanya heran, mas
Gadis itu masih menjawab santai, seolah tanpa
untuk fokus menghadap gadis yang duduk disampingn
rna dia melihat Sairish yang ingin membuka mulut menyanggah perkata
au kasih makan tambahan satu kepala. Kalo gue lihat, lo bukan cewek yang biasa hidup di tempat kumuh kayak tem
sama semua yang ab
Laki-laki itu tersenyum remeh sambil memandang gadi
ama gue? kadang sehari lo b
aku sanggup." Sai
ting
waras
gue yang