Sang Putri Mahkota
melihat ke luar jendela ke arah tempat parkir motor dan mobil. Hari sudah menjelang magri
seperti ini. Sairish tidak mempermasalahkan tempatnya, tapi suasananya. Suasana bising dan terbuka seperti ini membuat Sairish tidak nyaman. Konsentrasinya benar-benar buyar, alhasil sepanjang Meeting Mita l
edikit membuyarkan lamunan Sairi
aku masih
asih nyama
engalihkan atensi Sairish secara penuh. Gadis itu memand
itu bangun untuk berpindah tempat duduk menjadi diseberang meja, yang langsung berhadapan dengan Sairish. Matanya langsung fokus mengarah ke bawah kearah tempat parkir mobil dan motor. Tapi dia tidak menemukan apa-apa,
Rish? kok fokus banget. gilira
endengus kesal, "lain kali, cross check dulu tempatnya. Gimana bisa mbak langsung acc tempat Meeting penting di tempat kayak gini. Ini Cafe baru buka, masih ada banner
a memasang wajah memelasnya, membuat
rkekeh pelan. "Iyalah terakhir, mba
g mendengus kesal. "Untun
uat Sairish mau tid
, aku udah b
musiknya bener-bener ganggu." Mita beru
dir sambil berdiri, membenahi blazer-nya yang sedikit kusut, lalu berlalu dar
epat pulang, karna mereka sudah berada di rumah. Tidak lupa lollipop yang bertengger di tangannya yang sesekali dia masukkan kedalam mulut. It
ing jatuh menambah bising suasana Cafe itu, jangan lupakan tumpahan jus dan mie goreng yang berserakan membuat Sairish merin
angkat. Didepannya berdiri kaku seorang laki-laki dengan apron hitam di tubuhnya, sambil
belakang seseorang menarik keras lengan laki-lak
Client gue
lutnya. Berniat memasukkan lollipop itu ke dalam saku blazer-nya untuk di sembunyikan, tapi belum sempat tangan itu masuk, sebuah tangan lain memegang e
yang harganya bikin ginjal Mita kejang-kejang itu yang terluka. Walaupun Sairish pemiliknya, tapi Mita lah ya
g ngga fokus karna sibuk bermain ponsel." Sairish a
langsung mengalihkan perhatiannya pada Sairish. Sambil tersenyum, Ryan kembali be
jengah, 'dasar penjilat.' S
umannya terlihat sangat meremehkan. "Kalo lo ngga niat kerja,
a dari arah dapur Cafe, muncul seorang gadis dengan raut kes
raut kesal adiknya. "Pelayan kesayan
matanya kaget. "Mas
apa, mampus deh." Ryan tertawa keras yan
ngadu karna ngga diajak main sama teman-temanya. Attitude nol, ngga
anggung jawab, bukan malah melempar kesalahan pada orang yang tidak tau apa-apa." Akhirnya Mita menengahi drama persau
yan tertawa canggung melihat wajah serius Sairish dan Mitha. "Saya akan menyuruh pelayan ini u
Sairish juga sudah benar-benar jengah mendengar kata-kata tidak sopan dan terkesan arogan yang dilayangkan Ryan pada laki-laki itu. Apa ha
tingkah seolah saya yang tidak bersalah disni. lagi pula saya bukan tuhan, untuk apa dia harus be
u bisa diandalkan untuk menjatuhkan mental orang-orang sombong. Dan Mita sangat bangga untuk itu
u, mengurai pelan kepalan tangannya dan menjabatnya erat. Tidak pe
akan lagi hangat telapak tangan seperti ini membuat Sairish menginginkan lebih.Tapi sangat tidak mungkin untuk mengajak Sean berjabat tangan setiap h
gi. Tapi sebelum mereka sampai di pintu keluar, Sairish kembali melihat ke belakang, kearah gadis yang sedang berbicara dengan Carramel itu, gadis yang diba
enyum miring