School and Love
aupun SMA Swasta. Untuk sekolah sekelas SMA Semesta persaingan ketika ingin memperebutkan tiga bangku mewakili sekolah cukup ketat. Mereka harus memiliki kriteria sehat jasmani
si Akademik (TPA),dan tes kemampuan bidang masing-masing. Mereka hanya di
lah yang
h untuk menguji kesiapan fisik anak. Para guru ini berasumsi bahwa meskipun Olimpiade Nasional berbasis wawasan atau menggunakan tenaga
n pertanyaan-pertanyaan menjebak untuk para siswa. Mereka akan ditanya tentang latar belaka
i SMA Semesta sangat bengis dibanding lomba Olimpiade Nasional yang sesungguhnya. Bahkan beberapa kakak tingkat ada yang mengaku, memilih mundur ketika sudah sampai di
rada di Kasta Platinum. Platinum merupakan kasta tertinggi di SMA Semesta setelah Kasta Iron, Bronze, Silver, dan Gold. Mereka memiliki kriteria masing-masing untuk setiap kastanya. O
a di kasta tersebut, sehingga mau tidak mau harus berusaha meningkatkan kualitas atau kekayaan dirinya. Sementara itu, siswa yang miskin tetapi memiliki prestasi masuk dalam kategori Kasta Bronze – layaknya Laisa. Pemilik kasta ini juga sering dibully lantaran mereka miskin. Siswa yang memiliki kekayaan sekitar 1 M akan langsung masuk di Kasta Silver. Kelebihan kasta ini adalah siswany
a tentang kapasitas masing-masing dibuktikan dengan penghargaan Kasta Platinum apabila mereka lolos kriteria. Tingkatan kasta setiap
a yang melakukan tindakan tidak etis, seperti menyuap b
membantu wali murid, maka mereka akan langsung dikeluarkan dari sekolah tanpa hormat. Bahkan beberapa peng
dalam pendidikan. Dampaknya akan memicu gangguan psikologis akibat bully, stress bahkan lebih fatalnya adalah bunuh diri. Tak jarang dari wali murid ada yang menuntut sekolah ke piha
a adalah idaman para siswa seusianya. Dulu ketika mendaftar, ia tidak didampingi oleh ibunya dan
ksi yang dimulai pukul 08.00 WIB, Laisa sama sekali tidak tidur. Dia cemas dan khawatir dengan hasil yang akan di dapatkannya besok. Ia percaya bahwa hasi
*
ng ditunggu-tung
i untuk Olimpiade Nasional. Kebetulan siswa dari kelas X sekitar 80% yang mengikuti
sangat percaya bahwa kelas yang diampunya
kelihatan beda
t's
ngan lo nggak
dengan Laisa. Perempuan ini memang selalu memperhatikan
it, jadi aku harus menjag
belum sarapan. Bukan lupa, tetapi ibu Rina yang
Lay kalau fisik
kok Arum. S
teman-temannya. Ia tidak ingin terlihat lem
tes. Guru-guru lain sibuk mengurus server dan jaringan, khawatir jika ditengah para siswa mengerjakan tes terjadi kendala pada sistem. Akhirnya bel tanda dimulai tes berbunyi. Wak
suara dengan keras karena kelas XI dan kelas XII sudah diperin
ekali. Namun ia harus benar-benar konsentrasi dalam mengerjakan. Bahasa inggrisnya cukup fasih. Ia juga sudah biasa mengerjakan tipe soal TPA. Bidang biologinya juga tidak bisa diremehkan. Ia
berpikirlah terlebih dahulu, sebut nama ayah, sebut nama ibu dan katakan
tenang setelah
*
p selanjutnya, yaitu tes fisik. Kabar baiknya, Laisa masuk di tahap ini, begitu pula dengan Arumi, Dema, Anan, dan Luna.
garis finish, masuk kategori 100 tercepat dan berhasil masuk ke tahap wawancara. Namun tiba-tiba,
a pi