School and Love
ketika mencapai garis finish lantas berlari. Menerobos beberapa siswa yang juga turut bergerombol disekitar Laisa. Mereka bertanya-tanya t
membopong Laisa menuju UKS. Di ikuti oleh Arumi dibelakangnya. Luna yang juga melihatnya hanya tersenyum sin
UKS, temen gue a
annya. Bahunya sampai terkena ujung pintu yang lancip. Yang ada dalam pikiran Dema
pat tidurny
a turut dibuat bingung oleh tingkah laku Dema. Siswa-siswa yang terdiri dari beberapa volunteer meny
ik mungkin, gue mau ke k
ut agar ia bisa sadarkan diri. Wajahnya sangat pucat dan bibirnya membiru. Para siswa yang melihat dari jendela dimin
iri sekarang?" Tanya Arumi memas
stabil Kak, sepertinya di
ak baik – baik saja tetapi memaksakan
eragam olahraga sekolah berus
ebelumnya Kak dan apa dia b
alamnya tidak tidur karena menjaga i
siswa itu. Mereka menunggu Dema yang b
Lais
hangat beserta makanan untuk Laisa. Ia
langkahnya terhenti ketika Dema dengan segera membopongnya ke ruang UK
angannya bergerak, memegang kepalanya yang sakit. Ia masih merasa pusing dan pandangannya
, Aru
u sadarr Lay!
gi belum sarapan kan?" Anan terlihat sangat khawat
h banya
minum teh hangat itu. Ia
da kalian be
nya Lay?" T
ak apa
riakan Dema yang membabi buta. Setelah itu Laisa tidak sadarkan diri dan hanya menjumpai dirinya sudah berada di atas kasur. Ia masih
kita harus ganti baju. Kamu sementara
gera menuju ruang auditorium karena hasil tes fisik akan segera diumumkan. Mereka juga dengan se
k datang kesini
hh
sa berusaha untuk tidak memikirkan masalah-masalah yang akhir-a
tu. Ia membawa segelas teh yang belum dingin serta bubur ayam. I
diri. Yang sempat membuatnya kecewa adalah tidak datang lebih cepat darip
ke dalam dan memeriksa Laisa. Ia tampak tidak peduli dengan hasil
Are Yo
tertidur, tetapi ia tetap men
Okay. Thank
lelaki yang mngawasinya di kejauhan. Siapa lagi kalau bukan Dema. Selain itu, Laisa meng
et tua nanti. Ingat usia lo masih 16 ta
a Dema. Kamu cepet ganti
ketemu sama Luna di k
Ia tidak ingin Laisa meras
ia tidak bisa meresponnya kembali karena kepala La
ur dulu
a katakan, Dema betul menjaga Laisa. Laki-laki itu masih berusia 16 tahun, tetapi tanggungjawabnya sudah seperti
ih. Ia bahkan sampai tertidur diatas karpet lantai. Siswa yang tadinya sakit sudah pulih kembali. Mereka memutuskan pergi ke a