Sang Kekasih Berambut Merah
sik Sophie
melihat langit sambil menahan air matanya
a baik-baik
rpaksa tersenyum, "Ya!" Bibirnya t
nda makan
mengingat omela
on
akanku teratur,"
ggelam dalam kehe
tetapi dia tahu dia tidak akan berhenti menangis sesudahnya. D
juga,
gakhiri panggilan sebelum dia
Sophie. Beberapa detik mendengar suara yang akrab
dis berpakaian udik yang duduk di ban
usak pemandangan se
pus, memimpikan sejuta hal baik yang akan terjadi padanya. Kemudian, dia tiba di asrama dan diberi
k berwenang, tetapi penjaga asrama itu hanya mena
rnya itu. Dia melihat nama gadis itu dan belu
di, dia menyimpulkan saat itu juga bahwa si "Maria"
siapa-siapa" menda
dentitas palsu untuk belajar di sini. Oh, jangan sampai!. Julie ber
a. Julie terperanjat sekaligus jijik. Jaman sekarang masih ada gadis yang memakai katun? Dia tidak percaya ba
apa dengan gadis dan pakaian biru pudar ini? Kenapa dia datang ke sekolah pal
k-baik sa
dip. Gadis desa itu berdiri tepat di depannya,
tempat ini. Kamu tidak pantas berada di sini. Li
memegangi kepalamu, jadi
ngganggu pemandangan! Pergi sana! Jangan bicara padaku lagi! Dan jangan be
tu berbalik badan lalu be
dapatkan, Maria menundukkan wa
*
ain yang d
opnya saat Sophie menggel
ia lagi," suarany
nita paruh baya itu mengan
singkat. "Kamu tidak pernah membuat k
at gadis itu selama hampir satu dekade, jadi wajar saja dia khawatir seperti ind
," gumam pelayan itu meminta maaf.
ka dia mendengar kabar dari rumah begitu cepat. Gad
erjadi." Sarkon menyuruh pela
irnya mengalihkan pandangannya dari layar lapto
g kerja. Wajahnya selalu menunjukkan ekspresi mengancam. Tubuhnya seperti serigala yang mengintimidasi, langkah
l membetulkan kacamata berbingkai emas
n tangan di perutnya yang keras. Dia melirik pria ne
itu, tetapi pemiliknya berencana untuk segera memberi tahu Archie. Begi
logam bundar itu. "Ayo. Kita akan naik PAA. " Di
inya, sementara sekretarisnya mengik
n. Pertanyaannya ditujukan untuk pengawalny
njawab,
ati-hati dan mengangguk pada Alber
"Semoga selamat s
, apakah
telinganya dan menjawab, "Ya. Itu ada di
u limusin hitam,
i lainnya, Sarkon mengambil f
ndela dan menghela napas, "PAA i
rurat,
, gerutu Sanders dalam hati. Dengan mengang
*
eru tinggi d
an jempol ke pilot. Dengan wajah datar, dia menata
emerlap sampai berubah menjadi gelombang buih keemasan. Tangan
utar memori masa lampau di kepalan
tersenyum padanya. "Buk
uda meringis lebar padanya. Dua gigi depannya ompong. Remaj
dukkan pandangannya dengan rasa bersalah. "Tahun ini dia akan
rbakat. Suka menggambar. Ini." Sebuah potret keluarga diperlihatkan kepada remaja itu. Pria tua itu menambahkan, "A
pria itu dan mempelajari gambar itu dengan mata
teduh itu berubah da
rnya. Dia membungkuk seperti bunga layu. "Ayo, kamu b
protes dan kemudian terk
ia ikut
rko
Mata biru Sarkon mengamati dataran di bawah seperti elang dan kemudian mengembara lebi
an berteriak di tengah kebisin
guk dan mengeti
memandangi tebing di dataran itu dan membiarkan pikir
sempatan, Sarkon telah melihat sendiri betapa berdedikasinya pria itu pada pekerja
AR