Sang Kekasih Berambut Merah
upa akan semangat cerianya. Dia me
rdiri tegak percaya diri di depan Maria dengan kakinya
g menjadi pasangan yang sangat serasi dan
erkecua
membuat Maria yang hanya sebatas ba
ia senang melihat keatas menatap wajah Sarkon yang rupawan dan menatap mata birunya yang m
kecil, tidak berarti,
a yang sensual dan mengatupkan bulu matanya yang mirip boneka. Kemudian, bib
perti hewan di
enar,
ntung Mari
ranya yang montok, hampir keluar dari gaun dengan potonga
endapatkan suami yang baik." Dia menoleh ke Sar
an itu, Maria
masukkan ke dalam saku, dadanya yang berotot dan lebar m
berputar-putar dalam lubang gelap ucapan wanita
itu. Senyum cerah melebar menjadi seringai kemenangan saat suara Sa
atu wanita diluar sana yang telah gagal menarik perhatian Sarkon. Orang asing. Ekspresi di
an nada gembira. "Senang bertemu denganmu, Maria. Pamanmu telah memberitahuk
etika menyadarkan dirinya kembali ke kenyataan. Hentikan. Sangat jelas buka
h paham dengan apa yang dil
ya untuk mencegah mereka bergerak ke arah leher wanita itu. Kemudian, l
arik bibirnya menjadi senyum hanga
ali. Paman Sarkon selalu memiliki selera yang luar bias
malu. "Lovette, tolong. Kita sekeluarga sekar
a sendiri karena bertingkah seperti remaja yang cemberut. Kau sudah melewati
terbaiknya. "Tentu saj
gan cepat. Pengusaha gagah itu kembali ke kekasihnya yang
i kelapara
tte cemberut dan mengeratkan gen
n tubuhnya ke telinga wanita itu dengan penuh cinta. Se
cubit pipi merona wanita itu,
h meminta maaf kepada siapa pun, pamannya berjalan ke
sepatu hak tingginya dan
ih duduk di tempatnya yang biasa di ujung meja. Maria membuang muka lalu t
dengan santai bertanya sambil mengunyah st
enar." Dia melirik Sarkon dan menambahka
raksasa perunggu itu, "Sarkon selalu ber
ang?" Maria menyaranka
h, jangan khawatir, sayang. Sa
rkon dengan alis ya
mendengkur seperti anak kucing, "Aku
lengkung karena ter
n Lovette. Dia menghadap Maria. Mata biru milik Sarkon yang mencolok menatap mata hijau
bersama.
. bersam
bersama
ia mematung tak bergerak sampai seseorang men
Anda." Sophie tersenyum padanya, te
terima kasih kepada pelayannya, dia mencengkeram peralatan makannya, mendongak de
ba-tiba teringat sesua
di atas meja, mengatupkan jari-jarinya, meletakkan dagunya di atas, dan tersenyum manis pada
Sebenarnya, aku senang kam
nar
ku senang sekali jika ada teman wanita. Maria mengangkat gel
engangkat gelasnya dan menyesapnya, lal
nya, berharap mendapat pengakuan atau anggukan penghargaan yang
etap terpaku
uk tidak memikirkan masalah itu sepanjang s
berguna mendongak
i pertamam
gorokannya dan menjawab seperti anak keci
menyela dengan pa
gguk dengan
Sarkon menambahk
an ekspresi terkejut,
git steaknya dan menguny
berbalik ke Maria, "Itu universitas paling bergengsi.
yum ramah. "Paman Sarkon
kon pelan tanpa melirik siapa pun. Dia meletakka
endapatkan tatapan dari pelindungnya itu ketika Sarkon berbalik ke
ya dengan nada penuh cinta.
ayang! Aku sangat mencintaimu. Kau pantas mendapatkan ciuman. Ayo," Dia menyentuh dagu pria yan
mende
ur diri dengan sopan. "Aku akan
r lainnya, pengagumnya berjalan keluar da
*
apan yang intens se
ang menghipnotis dan membuatmu terbuai ketika mereka meli
ntuk yang bagus; sang
ibirn
Dia memindahkan tangannya dan mem
kembali setiap momen makan malam kemarin, setiap gerakan yang d
kalah. Apakah ini benar-benar berakhir? Apakah benar-ben