Terjebak Cinta Ketua Preman
idur sama cowok
... tidak ada penilaian di matanya. Na
au apa gitu karena gue cuek? Kam
do amatlah. Lagian menurut gue, itu bukan salah lo. Handoko itu baik, lagian bukan dia yang kasih lo minuman. Gue gak khawatir. Setidaknya, gue tau pengalam
"Gue malah gak
saat itu
tapi serius: Bukan itu
ang terbaik buat lo. Gue gak akan jauhin cuma gara-gara lo tidur sama Handoko. Gila sih kedengarannya, tapi Handoko masih lebi
Rasanya perutku bergejolak karena gugup, membayangkan bakal ada masalah yang lebih besar datang. "Mina ...," ucapku dan terdi
menarik napas dengan
kut menjatuhkan bom ketiga.
rena belum makan tadi malam? Semoga saja bukan karena hamil. Namun saat pergi ke toko yang ada d
s, apalagi banyaknya pekerjaan harus selesai sebelum wisuda mendatang. Baru sadar waktu merasa mual dan
yang membuatku heran, dia hanya tertegun sejenak saat aku mengaku, lalu melir
sepatah kata pun-padahal aku terkej
empat parkir. Dia tetap diam sampai kami berada di dalam mo
tempat,"
nasaran, aku tetap bertanya saat mobil mulai
melirik sedikit, lalu melihat kembali
ke tempat Handoko, lalu mengajaknya berkelahi. Walau bukan sepasang teman, tetapi mereka saling mengenal,
eh
t yang bagus di tempat parkir mal. Aku heran dan bingung. B
run dar
, Mina? Ma
ang kita m
lasan, mengapa setelah pengakuanku, kami langsung pergi ke mal. Mung
u tidak berl
enapa Mina menyeretku ke sini. Bukan untuk berbelanja, tetapi mem
dari tempatku berdiri. Hanya melihat
il nama lengkap, seperti tanda bahwa dia serius, be
uhan
sode ini diharapkan bakal terjadi di masa depan, yaitu bertahun-tahun dari sekarang. Memiliki karir yang stabil sebagai arsitek lanskap, lalu menikah dengan baha
e malu, Min.
. "Sekali lagi lo nanya, gue bersumpah b
gkin karena aku bertanya hampir ratusan kali. Kami sudah pergi
ngulur-ngulur waktu lagi, oke
t, Min, h
ja, apa pun hasilnya nan
menunda-nunda, pada akhirnya pasti tetap tahu juga. Nah, mema
i. Dia melingkarkan tangan di tan
ang tahu, bahwa kami sedang membeli tester kehamilan? Apalagi jika mereka
bisik Mina. Kami pun berbaris di konter. Ak
ponsel lalu tiba-tiba menempelkannya ke telingaku
icara' ke telepon. Bahkan sengaja meninggikan suara
tahu, gue tahu. Gue ... tahu ...." ucapnya pada A