ANAKKU TIDAK SEPERTI ANAKKU
dalam kamar, sementara dia tidur di depan TV bersama dua tantenya, adik dan iparnya. Ak
erjaanku. Sebelum aku kembali ke Bukit Tinggi, aku harus berhasil ajak Ibu kembali ke rumah ini. Kalau tidak, bisa mati kelaparan aku di Buk
merajuk. Meski aku yakin ini tidak akan berhasil, apalagi dalam suasana hatinya yang s
yan
in langsung berbalik bad
tasi selera keluargaku juga! Abang kejam!" ucapnya kasar,
an setelah dua tahun menikah, baru kali ini keluargaku merepotkan k
ini sudah lima hari. Uang segitu kalau digunakan mengolah masakan
daku, kepalanya menggeleng-geleng pelan seakan t
ya ibu saja, Abang pun begitu! Tega sekali kalian berdua, apa s
bagaimana lagi? Uangku sudah benar-benar habis sekarang. Bahkan untuk kembali ke B
rang," ucapku lirih, nafas Elsa memburu dan terdengar kasar. Wajah
na kemari tanpa kenal letih, aku nggak mau mikir apa-apa lagi! Aku nggak mau stress karena aku sedang ha
anya cari uang, kan Abang ya
inya dan mengajaknya untuk berpikir banyak. Padahal bidan sudah mengingatkan untuk tidak memb
untu sekarang. Kemana aku harus mencari pinjaman uang? Kalau
era
gaji yang dia dapat setiap bulannya hampir satu setengah gajiku sebulan, pad
diam tak menjawab. Aduh... Kalau dia menolak
belalak kaget dan tak percaya. Adikku ini benar-benar hebat, tanpa bertanya
i mulai bulan depan akan Abang c
maksud jawabannya itu, aku juga tak pedul
iau sudah kembali ke rumah?"]
ergi jalan-jalan dengan Bu RT. Setiap hari aku datang me
ng nonton. Ibu mengunci pintu kamarnya dan kamarmu juga.
u menolak. Beliau baru mau pulang kalau keluarga Elsa su
bagiku tidak masalah. Kebahagiaan beliau yang utama bagiku, Bang. Terserah beliau mau apa, mau tin
keluarga Elsa bukanlah sesuatu yang penting. Agak nyesek juga mendengarnya, tapi kalau aku lawan pastinya akan berakibat fatal.
mu juga. Aku harus segera berangkat kerja."]
iri dan kesehatanmu di sana
n berakhir, aku me
keluarga dan tetangga mereka di kampung, sambil terus menikmati makan malam. Aku hanya menanggapi cerita mereka dengan ikut tertawa atau hanya sekedar melepaskan senyuman saja. Otakku masih bekerja keras memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang lagi, karena uang lima juta kiriman
tikan siapa yang akan masuk melewati pintu tersebut. Perlahan pintu terbuka semakin lebar, sosok Ibu masuk melewati
B
rah pintu masuk, Ibu hanya diam tak menjawab sapaan ku. Beliau m
tak suka dengan caranya mengajak Ibu makan barusan. Terdengar seperti sebuah ejekan di telingaku, Elsa justru senyum-senyum mengejek di
mudian melanjutkan langkah menuju dapur. Syukurlah kalau Ibu sudah kembali, aku yakin sekali kalau mulai besok tak ada lagi delivery food seperti hari-hari sebelumnya. Ibu... Sebesar apapun marahnya, beliau
bangkit duduk sambil menatap jam
pasti kerjaan
ngaja dipukul untuk membuat gaduh di pagi hari. Aku juga menebak kalau ini pasti kerjaan Ibu, karena selama Ib
ri belakang. Begitu pintu kamar dibuka, pemandangan orang-orang dewasa yang sedang berkumpul di ruang nonton me
yang lain tak berani melangkah masuk ke dapur, semuan
angsung berhenti. Aku langsung melangkah besar menuju dapur. Ma
lan tak pernah menatap matahari terbit," ucap Ibu dengan lantang. Tata
.. Mertuamu yang sudah tua ini tidak akan kuat ka
us, aku cepat menoleh kepadanya. Kenap
n keluargaku akan pesan sarapan!" lanjut E
ti kalian harus menjual perhiasan emas Emakmu untuk membayar biaya rumah sakit!"
habis. Masak lebih ekonomis daripada harus membeli, kita butuh banyak biaya unt
Bang!!" sahutn
kamu bantu Ibu masak ya," bujuk ku lagi, Elsa kemud
k aku yang hamil besar begini yang kerja
cepat. Aku menghela nafas lega, m
ud
ke arah Ibu. Sebuah pisau tergenggam di tangannya, membuat aku sedikit t
juta sebelum kau kem
ening, tak mengerti
at kenyang sembilan perut orang dewasa, lagipula sudah kewajibanmu se
t kesalahan, sekarang berubah tegas dan lantang. Kemana Ibu Risma yang selalu diam dan mengalah, bahkan kemarin-kemarin beliau tak pernah meminta uang kepadaku meskipun Elsa tinggal bersamanya di
api, uangk
n tiga juta! Sisanya bisa kau gunakan untuk biaya
beritahukannya soal uang yang ku pinjam dari Reza,
pan istri, mertua dan keluarga Elsa yang lain sud